Berita Jember

Gagal Penen, Petani Tembakau Jember Menjerit Ketakutan Tidak Bisa Bayar Utang Bank

Petani tembakau Jember bersedih, dan ketar ketir karena khawatir tidak bisa membayar pinjaman bank dan koperasi yang dipakai untuk biaya tanam

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatim-Timur.com/Imam Nawawi
Kondisi lahan pertanian tanaman tembakau petani di Dusun Sidomulyo Desa Sumberejo Ambulu Jember. 

"Kalau ada pinjaman, cuma KTP misalnya gak masalah saya mau. Pinjaman online pun oke, soalnya memang butuh," paparnya

Nasib serupa juga dirasakan oleh Ririk Setya Indramawan. Petani tembakau Na-Oost di Jember ini mengaku sudah utang di koperasi Simpan Pinjam Warna Wuluhan sebesar Rp 20 juta, untuk biaya tanam di lahannya.

"Tetapi ketika ya namanya sudah mau petik pertama malah kebanjiran. Jadi ketika hal itu terjadi, kemarin terpaksa dipanen awal dengan krosok," curhatnya.

Ririk tidak menjamin daun tembakau Na-Oost paling bawah yang dipanen tersebut kualitasnya bakal bagus. Sebab sudah kehujanan dan kerendam air.

"Tidak tahu juga, laku atau tidak nantinya. Yang penting daunnya tersebut sudah dibawa pulang saat kebanjiran, biar tidak mengotori sawah," omongnya.

Selain itu, Ririk mengaku telah menyerahkan Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) sepeda motor vario kepada koperasi, sebagai jaminannya. 

"Dengan gagal panen ini, tentu saya khawatir sepeda motor akan diambil koperasi. Soalnya namanya juga utang harus dibayar, jadi pasti was-was. Saya berharap pihak koperasi memberi tenggang waktu tambahan, untuk saya berusaha tanam lagi," katanya.

Namun Ririk mengaku akan tanam kembali di lahan yang kebanjiran tersebut. Namun menunggu airnya surut dan cuacanya cerah.

Baca juga: Sebelum Dieksekusi Teman Akrab, Doni Terlihat Gembira dan Bernyanyi di Tempat Kerja

"Karena kalau tidak cepat bergerak, biar tidak tambah terpuruk. Saya tetap optimis untuk bertani lagi dengan uang sisa dari pinjaman koperasi. Karena itu, hasil panennya untuk bayar uutang itu," tuturnya.

Sementara untuk mencukupi kebutuhan logistik keluarga. Ririk meminta istrinya untuk berhemat terlebih dahulu. Sebab, tamanan tembakau saat ini belum bisa diandalkan.

"Jadi makan seadanya, kalau sayur mayur bisa cari di tegalan. Kalau ada belanja di warung ya agak dikurangi lah, biar cukup," paparnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

 

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved