Ibu Melahirkan di Jalan

Ibu Melahirkan di Tepi Jalan di Jember, Sempat Minta Tolong Bidan Tetapi Tidak Dilayani

Ibu melahirkan di jalan desa di Sumberbaru Jember rupanya sempat meminta tolong bidan desa setempat, tetapi tidak digubris

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, dr Hendro Soelistijono 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Ibu yang melahirkan di tepi jalan di Kecamatan Sumberbaru, Jember, rupanya sempat minta pertolongan kepada seorang bidan desa di Desa Kaliglagah, Sumberbaru. Namun entah kenapa, permintaan tolong itu, tidak digubris sehingga akhirnya, perempuan itu melahirkan di tepi jalan, Pukul 03.30 WIB, Rabu (20/12/2023).

Peristiwa yang terjadi para perempuan bernama Kholila (37), warga Desa Jambesari, Sumberbaru, Jember ini, akhirnya ramai disorot, setelah videonya beredar.

Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Jember pun akhirnya melakukan investigasi atas peristiwa yang terbilang menggemparkan ini.

Bahkan Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Hendro Soelistijono turun sendiri ke Sumberbaru, untuk melakukan pengecekan.

Peristiwa itu bermula ketika Kholila, dan suaminya Nurul Yaqin (37), berkendara menuju Puskesmas Sumberbaru. Kholila hendak melahirkan anak keenamnya.

"Memang ketika hamil sehari sebelumnya sudah merasakan mual dan sakit. Dan tengah malam itu perjalanan menuju ke Puskesmas Sumberbaru pakai sepeda motor bareng suaminya. Tetapi saat sampai di Desa Kaliglagah merasa mules tak tertahankan, akhirnya berhenti dan tiba-tiba melahirkan sendiri," ujarnya saat diwawancarai sejumlah wartawan di Puskesmas Sumberbaru, Rabu (20/12/2023) siang.

Menurutnya, karena kelahiran anak ke-6, sehingga jalan bayi dalam perut lebih lebar. Hal itu menyebabkan proses kelahiran lebih cepat.

Kholila melahirkan anaknya ketika berada di jalan Desa Kaliglagah.

"Tapi memang bapaknya sempat mencoba meminta pertolongan ke bidan setempat (Kaliglagah). Tetapi entah bagaimana, bidan tersebut tidak mau. Akhirnya minta tolong ke bidan yang punya wilayah (Jambesari)," kata  Hendro.

Hendro mengatakan setelah di tangan oleh bidan desa yang punya wilayah atau tempat tinggal Kholila (Jambesari), tali pusar bayi tersebut dipotong.

"Karena pihak keluarga tidak mau dirawat di Puskesmas (Sumberbaru), akhirnya dibawa pulang. Alhamdulillah sekarang kondisi ibu dan bayinya dalam kondisi sehat semua," paparnya.

Baca juga: Hati-Hati Beli Kendaraan Bermotor di Medsos, Polres Pasuruan Gagalkan Upaya Pemalsuan Nomor Rangka

"Jadi ini adalah 'kebrojolan' yang biasa saja, jadi bukan penelantaran pasien," lanjutnya.

Tentang bidan desa yang awalnya enggan mau menolong, kata Hendro, sebetulnya bidan tidak perlu menunjukkan Surat Ijin Praktik (SIP) untuk menangani pasien dalam kondisi gawat darurat. Sebab dokumen itu hanya untuk tempat saja.

"Semisal saya jalan-jalan di suatu tempat, bukan wilayah SIP saya. Saya melihat kecelakaan, saya sebagai seorang dokter, ya harus saya tolong orang itu, tanpa memandang punya SIP atau tidak. Karena ini adalah kemanusiaan," urai dr Hendro.

Oleh karena itu, dr Hendro, akan melakukan koordinasi dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), atas adanya kepada bidan yang tidak mau menangani ibu melahirkan dalam situasi darurat.

"Untuk menanyakan adanya bidan yang tidak mau menolong. Kalau perlu kami bawa ke organisasi profesi, karena sebetulnya tidak ada alasan bagi bidan tidak mau menolong pasien gawat darurat," tegasnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved