Berita Viral

VIRAL Kampus ITB Tawarkan Skema Bayar Kuliah Mirip Pinjol, Bayar Cicilan dan Bunga Per Bulan

Viral unggahan soal ITB menawarkan skema bayar kuliah mirip pinjol. Mahasiswa yang mengikuti program itu akan dikenakan cicilan dan bunga tiap bulan.

Editor: Luky Setiyawan
TikTok @bosenajadirumah
Viral unggahan soal ITB menawarkan skema bayar kuliah mirip pinjol. Mahasiswa yang mengikuti program itu akan dikenakan cicilan dan bunga tiap bulan. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Viral unggahan soal Institut Teknologi Bandung (ITB) tawarkan skema bayar kuliah mirip pinjol.

Mahasiswa yang mengikuti program tersebut akan dikenakan cicilan dan bunga setiap bulannya.

Unggahan ITB skema bayar kuliah mirip pinjol untuk biaya kuliah itu viral usai diunggah di akun Twitter ITBFess.

Dalam unggahan itu, terdapat pamflet berisi informasi terkait pembayaran biaya kuliah bulanan di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bisa dicicil.

Baca juga: Nyaris Bunuh Diri, Bocah SD di Bondowoso ini Jadi Korban Perkosaan oleh Pria Beristri

Tertera dalam pamflet tersebut informasi mengenai cicilan yang bisa diambil selama 6 sampai 12 bulan.

Kemudian juga tertulis bahwa pengajuan tanpa DP dan tanpa jaminan apapun.

Disajikan pula simulasi pembayaran cicilan dimana jika mengajukan biaya pendidikan sebesar Rp12.500.000 dalam 12 bulan, maka setiap bulan mahasiswa dapat mencicil Rp1.291.667.

Angka tersebut sudah termasuk biaya bulanan platform sebesar 1,75 persen dan biaya persetujuan sebesar 3 persen.

Skema yang ditawarkan ITB tersebut mirip dengan pinjol.

"Anjaaaay, disuruh pinjol sama itb! Kami segenap civitas akademik ITB mengucapkan
"SELAMAT MEMBAYAR CICILAN BESERTA BUNGANYA"," tulis akun tersebut.

Penjelasan OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut merespons viralnya isu terkait pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) di ITB melalui layanan pinjaman online (pinjol) yakni Danacita.

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi Aman Santosa menerangkan, pihaknya telah memanggil PT Inclusive Finance Group (Danacita) pada 26 Januari 2024 untuk dimintai penjelasan lebih lanjut.

Adapun Danacita merupakan Penyelenggara Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) yang telah memperoleh izin (legal) dari OJK tanggal 2 Agustus 2021 dan memiliki bisnis utama memberikan layanan pembiayaan pendidikan.

Dalam penjelasan Danacita, diketajui bahwa Danacita dan ITB telah melakukan kerja sama untuk penyediaan fasilitas pendanaan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk mahasiswa ITB.

"Kerjasama tersebut dilakukan dalam rangka memberikan pilihan jalan keluar bagi mahasiswa yang kesulitan melakukan pembayaran UKT," tutur Aman dalam keterangannya dilansir TribunStyle.com dari TribunJabar.id Sabtu (27/01).

Aman mengatakan, pinjaman baru diberikan jika terdapat pengajuan dari mahasiswa yang bersangkutan dan telah melalui proses analisis kelayakan oleh Danacita.

Berdasarkan penelitian OJK manfaat ekonomi (suku bunga) yang dikenakan oleh Danacita telah sesuai dengan SEOJK Nomor 19/SEOJK.06/2023.

Danacita juga menyampaikan bahwa kerjasama dengan ITB itu bukan yang pertama kali terjadi, namun juga telah dilakukan dengan perguruan tinggi lainnya.

"Sebagai tindak lanjut, OJK telah meminta Danacita untuk tetap memperhatikan aspek kehati-hatian dan transparansi dalam penyaluran pembiayaannya dan lebih meningkatkan edukasi kepada mahasiswa mengenai hak dan kewajiban konsumen, termasuk aspek risikonya dan seluruh aspek pelindungan konsumen lainnya," jelas dia.

Nantinya secara periodik OJK akan memantau pelaksanaan hal-hal tersebut.

Kerja Sama Danacita dan ITB

Untuk memperluas akses pendidikan bersama ITB, Danacita dan Institut Teknologi Bandung (ITB) telah melakukan Penandatanganan MoU, yang dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Prof. Muhamad Abduh, M.T, Ph.D. dan PresidenDirektur PT. Inclusive Finance Group (Danacita) Alfonsus Wibowo pada tanggal 11 Oktober 2023, di Rektorat ITB.

"Ucapkan terima kasih, kepada Danacita yang sudah membuat program atau pun layanan yang cibutuhkan masyarakat indonesia dan mahasiwa yang punya kendala dalam ekonomi untuk melakukan kegiatan perkuliahan," ujar Prof. Muhamad Abduh, M.T, Ph.D.

Kasus Lainnya

UIN Raden Mas Said Surakarta disorot usai meminta mahasiswa baru untuk registrasi pinjaman online atau pinjol.

Bahkan dari 3.000 mahasiswa baru yang mendaftar, sudah tercatat 2.000 maba yang lolos registrasi.

Rektor UIN Raden Mas Said, Mudofir pun akhirnya buka suara.

Berikut fakta-faktanya!

Viral UIN Raden Mas Said Surakarta meminta mahasiswa baru untuk registrasi pinjaman online atau pinjol.
Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Raden Mas Said Surakarta disorot, setelah para mahasiswa baru (maba) diminta panitia mendaftar aplikasi pinjaman online (pinjol).

Buntutnya, kampus yang berada di Sukoharjo, Jawa Tengah, itu akan bisa memberikan sanksi tegas berupa drop out (DO) karena peristiwa ini viral.

Rektor UIN Raden Mas Said, Mudofir memaparkan, pihaknya bakal menggelar sidang etik untuk menentukan tingkat kesalahan mahasiswa yang diduga terlibat, termasuk DEMA.

"Saat ini kami sudah koordinasi dengan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan akan menyelidiki permasalahan tersebut termasuk memanggil DEMA," ujarnya.

Dilansir TribunSolo Senin (8/8/2023), dia mengatakan jika ada kesalahan besar, maka pihaknya bakalan menjatuhkan sanksi.

"Pasti ada sanksi kalau berat, salah satunya pemecatan atau drop out (DO)," terangnya.

Adapun jika kesalahan yang ditemukan kategori sedang, Mudofir menyampaikan rektorat akan mengembalikannya ke fakultas.

Sponsor untuk festival

DEMA sendiri akhirnya buka suara, pasca-viralnya ribuan maba diminta mendaftar aplikasi pinjol pada rangkaian Pengenalan Budaya dan Akademik (PBAK) 2023.

Presiden Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta, Ayuk Latifah berujar, kegiatan dengan sponsor aplikasi pinjol tidak termasuk ke dalam PBAK.

Ayuk mengungkapkan, kegiatan yang mereka maksud adalah festival budaya, dan butuh pendanaan tersendiri.

"Pastinya ini sifatnya tidak mengikat," ujarnya saat dikonfirmasi TribunSolo.com, Senin (7/8/2023).

Dia mengaku, ada tiga marketplace pinjaman online yang menjadi pendana untuk pelaksanaan Festival Budaya 2023.

Saat disinggung mengenai sistem kerja sama, Ayuk menjelaskan besaran dana sponsor yang mereka terima dihitung berdasarkan akun mahasiswa yang aktif.

"Kalau keuntungan dari sponsor, sebetulnya kami belum mendapatkan keuntungan," terangnya.

"Mereka itu akan memberikan sponsor asal data yang sudah registrasi terlihat," lanjutnya.

Dia berkata, dari 3.000 mahasiswa baru yang mendaftar, 1.000 di antaranya tidak lolos. Sehingga hanya tercatat 2.000 maba.

"Yang jelas, sebetulnya kami hanya mengedukasi, bukan bermaksud untuk mengintruksikan ke mahasiswa baru untuk mendaftar pinjol," tandasnya.

Dia menambahkan, hal tersebut mengacu kepada pemberitaan banyaknya masyarakat maupun mahasiswa yang terjerat pinjol.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved