Gempa Bumi Tuban

Masih Rasakan Gempa, Warga di Pulau Bawean Gresik Pilih Tinggal di Tenda

Warga memlih tinggal di tenda darurat karena rumahnya mengalami kerusakan. Warga Pulau Bawean Gresik masih merasakan gempa, Senin (25/3/2024) siang.

Editor: Haorrahman
TribunJatim-Timur.com/Istimewa
Warga melaksanakan ibadah salat dan bertahan di tenda. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, GRESIK - Warga Pulau Bawean Gresik masih merasakan gempa, Senin (25/3/2024) siang. Warga memlih tinggal di tenda darurat karena rumahnya mengalami kerusakan.

Faris warga di Kecamatan Tambak mengatakan, mengaku masih merasakan gempa. Sejak Jumat, tidur di tenda seadanya karena khawatir gempa susulan.

Intensitas gempa jauh menurun dibanding hari sebelumnya. "Getaran hanya beberapa detik tadi siang," kata bapak satu anak ini.

Terkait makanan, listrik, dan air sejauh ini, kata Faris, masih aman.

Baca juga: Miras Oplosan Produksi Malang Mengandung Alkohol 30 Persen

BPBD Gresik terus mengidentifikasi guna penanganan darurat bencana gempa di Bawean teratasi dan berjalan dengan baik. Pihaknya juga meminta kepada warga untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh informasi maupun berita hoaks terkait tsunami dan lain lain.

Usai gempa berkekuatan magnitudo (M) 6.5 dengan ke dalaman 10 km tersebut mengakibatkan 2.972 rumah rusak ringan, 1.286 rumah rusak sedang dan 820 rumah rusak berat. Selain itu, terdapat 143 tempat ibadah rusak ringan, 10 rusak sedang dan 11 rusak berat.

Selanjutnya 59 sekolah rusak ringan, 11 rusak sedang, 5 rusak berat, juga terdapat 1 pondok pesantren rusak sedang, 13 kantor rusak ringan, 1 kantor rusak berat, dan 1 rumah sakit rusak ringan. Gempa juga mengakibatkan 7 orang mengalami luka luka.

Empat di antaranya dari Kecamatan Tambak dan tiga korban luka lainnya berasal dari Kecamatan Sangkapura Bawean.

Baca juga: Puasa dalam Tinjauan Neurosains

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari mulai 22 Maret hingga 11 April 2024 di Pulau Bawean.

Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Letjen Suharyanto berpesan agar penanganan fokus pada kebutuhan dasar.

Rapat koordinasi percepatan penanganan gempa Bawean digelar di Aula Graita Eka Praja Kantor Pemkab Gresik, yang juga dihadiri oleh PJ Gubernur Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, pimpinan daerah kab/kota yang terdampak gempa Bawean, serta jajaran Forkopimda Kabupaten Gresik.

Letjen Suharyanto menyatakan tanggap bencana akan difokuskan di Pulau Bawean karena sulitnya transportasi ke lokasi terdampak.

Pengiriman bahan dasar logistik berupa makanan pokok, pakaian dan sanitasi menjadi prioritas awal. Kemudian baru masuk pada tahap pendataan dan penggantian kerugian infrastuktur yang rusak akibat gempa.

Baca juga: Pupuk Subsidi Dibatasi, Petani Bagikan Beras Gratis di Alun-Alun Jember

“Saya mohon agar kebutuhan dasar didahulukan, ini termasuk kebutuhan normatif, mungkin ada kebutuhan spesifik seperti pakaian wanita dan makanan bayi. Karena sifatnya pendahuluan, kalau kurang bisa diajukan,” jelas Letjen TNI Suharyanto pada forum rapat koordinasi.

Ia berpesan, koordinasi harus terus dilakukan dan terkait kebutuhan bisa di data secara berkelanjutan sampai status tanggap darurat selesai dan tidak ada gempa susulan. Sebelumnya Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani juga mengajak para Kades se-Bawean untuk membuat Tim Kedaruratan di Desa, agar komunikasi terkait koordinasi dan penyampaian informasi kepada masyarakat bisa jelas.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved