Liputan Khusus Ketahanan Pangan Pasuruan

Kembangkan Susu Organik Pertama di Indonesia

Rini Supatmi, salah satu peternak susu sapi organik mengatakan, sejak diresmikan tahun 2023, susu organik sudah resmi beroperasi.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur/Galih Lintartika
Peternak memerah sapi. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Pasuruan - Sekitar 58 peternak yang bernaung di KPSP Setia Kawan mulai mengembangkan susu organik. Hal ini salah satu cara strategis agar peternak bisa bertahan di setiap hantaman badai atau tantangan di setiap zaman.

Rini Supatmi, salah satu peternak susu sapi organik mengatakan, sejak diresmikan tahun 2023, susu organik sudah resmi beroperasi. Dulu, susu organik ini hanya diminati tiga peternak sapi perah saja.

Tapi, kata dia, sekarang sudah 58 peternak yang tertarik dan mulai beralih secara perlahan dari produksi susu sapi konvensional menjadi susu sapi organik. Sehari, produksi susu sapi organik ini sudah mencapai 1.200 liter dari 278 ekor sapi yang dirawat secara organik.

"Ini salah satu cara agar peternak ini bisa bertahan. Kami perlu melakukan inovasi dan mencari hal baru. Dan Allhamdulillah, koperasi kami menjadi satu-satunya koperasi yang terpilih untuk mengembangkan susu sapi organik," terangnya.

Baca juga: Dampak PMK Produksi Susu Menurun, Puluhan Ribu Peternak Sedang Berusaha Bangkit

Menurut dia, hasil dari produksi susu sapi organik memang lebih besar dibandingkan harga susu sapi konvensional. Hanya saja, tantangannya juga besar. Peminat susu sapi organik belum terlalu banyak, sehingga susah untuk dipasarkan.

"Untungnya kami sudah punya kerjasama dengan perusahaan pembuatan keju organik. Jadi, produksi susu kami langsung kami kirimkan ke sana. Ke depan, perlu pengenalan, edukasi bahwa manfaat susu sapi organik untuk kesehatan juga banyak sekali," terangnya.

KPSP Setia Kawan berhasil memproduksi 98 persen susu sapi organik dari total target 32 ribu ton di tahun 2023. Ini adalah pencapaian yang baik di tahun pertama pengembangan susu organik pertama di Indonesia.

Sekadar informasi, konsorsium KPSP Setia Kawan Nongkojajar dengan Kedutaan Denmark bekerjasama dengan Indonesia, Koperasi Arla Denmark, dan Industri Pengelolaan Susu (IPS) sudah berhasil menghasilkan dan mengelola susu organik.

Tahun 2024, KPSP memasang target 60 peternak lebih yang bisa produksi susu sapi organik yang sudah mengantongi dari lembaga sertifikasi. Produksi susu ditarget mencapai 500 liter per hari dari 200 liter per hari.

Dalam enam bulan terakhir, pihaknya sudah mencapai beberapa pencapaian, salah satunya tambahan populasi sapi organik, tambahan produksi, karena banyak peternak yang berkonversi menjadi peternak sapi organik.

Baca juga: Butuh Percepatan, DPRD Wacanakan Pinjaman Modal ke Peternak Agar Bisa Merepopulasi Sapi

Sulistyanto, Ketua KPSP Setia Kawan mengatakan susu organik sudah di-launching 29 Agustus 2023. Dia menyebut, harga susu organik jelas lebih mahal dan tinggi dibandingkan susu yang konvensional.

“Hanya saja, produksi kami memang belum maksimal di tahun 2023 ini, karena memang ada kendala yang dialami misalnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan lain sebagainya,” imbuhnya

Kendati demikian, kata dia, produksi susu organik KPSP Setia Kawan itu sudah mencapai 98 persen dari target di tahun 2023. Dan tahun ini ditarget lebih tinggi lagi dibandingkan tahun kemarin.

“Dan itu, kami berharap, itu bisa tercapai, dengan kolaborasi antar pihak yang tergabung dalam konsorsium ini. Misalnya, hijauan pakan ternak, konsentratnya, harus semaksimal mungkin,” tegasnya.

Konversi peternak konvensional ke peternak organik itu juga berat karena mereka mayoritas belum yakin. Pengembangan susu organik lebih susah dan pasti berbeda dengan susu konvensional.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved