Penyakit Mulut dan Kuku

BPBD dan Disnakkan Bondowoso Semprotkan Desinfektan di Pasar Hewan, Tanggulangi PMK

Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bondowoso melakukan peyemprotan desinfektan di Pasar Hewan Selasaan, Kelurahan Kademangan

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Sinca Ari Pangistu
BPBD Bondowoso didampingi Disnakkan melakukan penyemprotan Pasar Hewan Selasaan di Kelurahan Kademangan, setelah pasar sepi dan saat terjadi transaksi di pagi hari, Selasa (7/1/2025) 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BONDOWOSO - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bondowoso melakukan peyemprotan desinfektan di Pasar Hewan Selasaan, Kelurahan Kademangan, Selasa  (7/1/2025).

Penyemprotan yang dilaksanakan bersama BPBD Bondowoso itu, dilakukan karena mencuatnya kembali kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan.

Bahkan, terjadi kenaikan kasus PMK dari sebelumnya. Pada bulan Oktober, November, dan Desember 2024 terjadi 156 kasus PMK, dengan dua kasus kematian.

Dan saat ini kasusnya sudah bertambah jadi 199, dengan tiga kasus kematian.

Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Disnakkan, drh Cendy Herdiawan menerangkan tujuan desinfektan  untuk melindungi ternak pedagang dari PMK. Terlebih di Pasar Hewan Selasaan, menjadi pusat lalulintas ternak setiap pekan di Bondowoso.

"Kami minta kepada pedagang agar juga mengontrol dan selalu waspada terhadap lalulintas ternak antar kabupaten," ujarnya.

Ia membenarkan bahwa memang semula sempat terjadi penolakan penyemprotan desinfektan oleh para peternak. Karena, mereka khawatir hewan ternaknya mati.

"Tetapi Alhamdulillah tadi sudah ada kompromi dengan pihak asosiasi atau paguyuban pedagang bahwa kami akan melakukan penyemprotan sebelum dan setelah pasaran," terangnya.

Ia menyebut selanjutnya kegiatan serupa juga akan dilakukan ke desa-desa yang terdapat kasus PMK.

"BPBD sendiri sudah menyiapkan peralatan dan desinfektan serta tandon. Nantinya di desa-desa yang menjadi prioritas, " jelasnya.

Disinggung tentang ternak yang terkena PMK namun tetap dijual. Kata Cendy, masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak panik. Meski penyakit ini mematikan hewan ternak, akan tetapi tidak bersifat Zoonosis. Artinya bukan penyakit yang menular dari hewan ke manusia dan aman untuk dikonsumsi.

"Tetapi yang perlu dicatat adalah pada saat pemotongan setelah dipotong mata kaki, kepala dan jeroan itu harus direbus terlebih dahulu, " terangnya.

Baca juga: Sepanjang 2024, DKUPP Probolinggo Tera Ulang Puluhan Ribu Alat Ukur, Timbang dan Takar

Muhammad Ardyansyah Hardianto, Koordinator Lapangan Tim Reaksi Cepat (TRC), mengatakan, untuk peralatan serta desinfektan dalam penanggulangan PMK ini berasal dari BPBD Provinsi Jatim. Seperti di antaranya, APD, kacamata, sarung tangan, serta obat desinfektnya.

"Semua dari BPBD Pronvinsi Jatim, dan diperkirakan pekan ini. Yang kita semprotkan sekarang masih dari Disnakkan untuk desinfektannya. Spryernya dari BPDB," jelasnya.

Ia menyebut karena belum masuk tanggap darurat PMK maka untuk penyemprotan pihaknya menunggu permintaan dari Disnakkan untuk kawasan sasaran.

"Nunggu dari permintaan Disnakkan untuk target kawasannya," pungkasnya.

 
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved