Gebrakan Sang Pemimpin

Optimisme Ketua DPRD Membangun Bondowoso di Tengah Efisiensi dan Sanksi Anggaran

Simak perbincangan santai namun panjang lebar untuk pembangunan Kabupaten Bondowoso bersama Ketua DPRD Ahmad Dhafir

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Sinca Ari Pangistu
KETUA DPRD - Ketua DPRD Bondowoso, Ahmad Dhafir saat mengikuti wawancara ekslusif bersama Pimpinan Redaksi Tribun Jatim Network, Tri Mulyono di Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bondowoso, Rabu (22/4/2025). Wawancara mengupas tentang pembangunan Kabupaten Bondowoso 

Maka harus disiapkan hotel, objek wisata selain Kawah Ijen. Karena kita bagaimana wisatawan datang ke Bondowoso tak hanya ke Ijen. Tapi juga datang ke tempat wisata lainnya di Bondowoso.

Selain pariwisata, yang ke dua yang juga bisa jadi faktor pendongkrak PAD ya memang UMKM. Beberapa hari terakhir ini kan Pak Bupati menyebut Bondowos Republik Kopi Reborn. Masukan apa pak yang bisa disampaikan?

Harapan kita, bagaimana kopi tak hanya menyejahterahkan petani kopi. Tapi juga bagaimana UMKM, home industri, bahkan bagaimana Bondowoso juga terangkat dan dikenal. Itulah yang akan dilakukan oleh pemimpin baru kita, tentu DPRD akan selalu mensupport.

Kita sudah pernah ada Perusda, PT Bogem. Namun, dalam perjalanannya terseok-seok dan ada masalah. DPRD merekomendasikan untuk dibekukan dulu. Bukan dibubarkan, tapi dibekukan, baru ditata kembali.

PT Bondowoso Gemilang - itu bagaimana menampung kopi rakyat, gandeng petani, dan tak boleh memonopoli. Fungsinya seperti Bulog, tapi siapa pun yang mau beli, tolong tulis Kopi Bondowoso.

Selain pariwisata, Bondowoso juga kuat di sektor pertanian. Bahkan, pemerintah pusat sedang gencar bagaimana mewujudkan swasembada pangan. Bagaimana masukan legislatif?

Masyarakat Bondowoso ini 70 persen adalah petani maka bukan tidak mungkin jadi lumbung pangan nasional. Tapi bagaimanakita juga harus memikirkan nasib petani. Antara lain keluhan kelangkaan pupuk.

Tahun kemarin DPRD sudah bentuk pansus, dan saya memimpin sendiri. Saya berkesimpulan, pupuk akan selalu langka dengan oendistribusiannya dari Produsen-Distributor-Kios.

Karena keuntungan distributor hany Rp 5 ribu per kuintal, atau Rp 50 ribu per ton. Dan keuntungan kios, hanya Rp 70 ribu per ton. Belum biaya angkut. Ini kemudian yang terjadi di lapangan.

Baca juga: Persib Bandung Patut Pertimbangkan Kembali 1 Bek Incaran, Masih Lebih Baik Duet Kuipers-Franca

Sudah saya sampaikan kemudian, antara lain pemerintah sekarang informasinya dari Produsen ke Gapoktan langsung masuk desa. Mungkin ini lebih efektif.

Dulu kita pernah merekomendasikan satu desa satu kios. Yang terjadi sekarang satu kios bisa dua desa. Solusinya, sangat tepat kalau kemudian dari produsen ke Gapokten. Teknisnya harapan kami, bagaimana produsen nyampai ke titik, harus dipikirkan juga siapa yang jadi pemodalnya.

Bondowoso sebagai kota santri, Bagaimana idealnya posisi kita untuk memikirkan para santri?

Bukan kemudian sektoral ya. Kita tak boleh memikirlan sektoral. Hari santri yang ditetapkan oleh Presiden, itu bentuk pengakuan negara bahwa santri ikut ambil bagian dalam mempertahakan kemerdekaan.

Maka santri juga mempunyai hak untuk ambil bagian dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bagaimana santri kemudian bisa SDMnya baik. Tentu pemerntah peduli terhadap lembaga pesantren, untuk kepentingan santri. Tentu ya begitu, jangan dipotong dan jangan dimintai fee.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved