Anak Bunuh Ayah di Jember

Korban Selamat Tragedi Anak Bunuh Ayah di Jember, Harus Tanggung Biaya Rumah Sakit Rp 10 Juta

Sanimin dibacok saat mencoba melerai pelaku, Iman Nurhakiki, yang secara brutal menyerang ayah kandungnya, Imam Syafii (adik Sanimin).

|
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
PEMULIHAN: Sanimin, saat di rawat inap Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung Jember, Jawa Timur usia menjalani operasi, Jumat (13/6/2025). Pria ini merupakan paman pelaku yang juga dibacok oleh tersangka di Dusun Sumberejo Desa/Kecamatan Umbulsari Jember. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember – Sanimin (65), korban selamat dari insiden pembunuhan tragis anak bunuh ayah kandung di Dusun Sumberejo, Desa/Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, kini tengah menjalani pemulihan pascaoperasi di Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung, Jember. 

Kondisinya mulai membaik setelah mengalami luka serius akibat sabetan celurit keponakannya sendiri. Namun biaya rumah sakit yang mencapai Rp 10 juta, kini menjadi beban pikiran karena tidak ditanggung BPJS Kesehatan.

Sanimin dibacok saat mencoba melerai pelaku, Iman Nurhakiki, yang secara brutal menyerang ayah kandungnya, Imam Syafii (adik Sanimin), Selasa malam (10/6/2025). 

Sanimin mengisahkan ia spontan berusaha menghentikan aksi keponakannya ketika melihat sang adik, Imam Syafii, jatuh bersimbah darah. Namun bukannya mereda, pelaku justru mengalihkan serangannya ke Sanimin.

"Karena adik saya sudah jatuh di lantai saat dibacok, saya melerai, tapi saya malah diserang," tuturnya lirih.

Baca juga: Terbaring di RS, Korban Selamat Pembacokan Jember Mulai Pikirkan Biaya Operasi dan Pengobatan 

Sanimin mengaku tidak sempat menghitung jumlah bacokan yang diterimanya karena serangan terjadi begitu cepat. 

"Dibacok pakai arit (sabit)," ujarnya singkat. 

Hingga kini bagian kepalanya masih dibalut perban putih tebal, sisa operasi yang dijalaninya untuk mengatasi luka serius akibat bacokan tersebut.

Setelah menyerang Sanimin, pelaku disebut kembali mendekati ayahnya yang telah tak berdaya dan melanjutkan pembacokan di bagian kepala. 

"Berapa kali dibacok saya tidak tahu. Yang jelas diarahkan ke kepala," kenangnya sambil mengelus perban di kepalanya.

Baca juga: 357 Jemaah Haji Trenggalek Tiba, Satu Masih Tertinggal di Arab Saudi

Meski masih lemah dan kerap mengeluh pusing, Sanimin mengaku hanya ingin segera pulang dan terbebas dari tekanan biaya rumah sakit. "Harapannya, semoga dikasih keringanan biaya sama rumah sakit," katanya pelan.

Istri Sanimin, Sholiha, yang setia mendampinginya di rumah sakit selama tiga hari terakhir, mengungkapkan beban lain yang mereka tanggung, yakni biaya pengobatan tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Alasannya, kasus Sanimin dikategorikan sebagai korban dalam perkara pidana.

"Katanya tidak boleh, karena bukan pasien biasa, tetapi pasien yang terlibat kasus pidana," ujar Sholiha.

Baca juga: 103 Minimarket di Surabaya Masih Disegel Lahan Parkirnya

Ia memperkirakan total biaya yang harus ditanggung keluarga mencapai lebih dari Rp 10 juta. 

"Anak saya sampai sekarang masih cari uang, dari tadi belum ke sini. Mungkin masih cari pinjaman," tambahnya lirih.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved