Berita Jember

Bupati Jember Ingin Kopi Sidomulyo Ekspor ke Jepang, Dorong Skema Lewat Koperasi Merah Putih

Upaya ini digagas oleh Bupati Jember, Muhammad Fawait, sebagai bagian dari strategi peningkatan daya saing produk lokal di pasar internasional.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
KOPI: Bupati Muhammad Fawait saat di Kafe Gapura Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember, Jawa Timur, Jumat (27/6/2025). Dia paparkan rencana ekspor kapi robusta Sidomulyo Jember ke Jepang. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember – Pemkab Jember mendorong agar kopi robusta asal Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, bisa diekspor langsung ke Jepang tanpa melalui perantara pihak ketiga. Upaya ini digagas oleh Bupati Jember, Muhammad Fawait, sebagai bagian dari strategi peningkatan daya saing produk lokal di pasar internasional.

Pernyataan tersebut disampaikan Fawait saat menghadiri program Bupati Ngantor di Desa dan Kelurahan (Bunga Desaku), di Sidomulyo, Jumat (27/6/2025). 

Dia menyoroti pentingnya ekspor langsung dari desa ke negara tujuan untuk memaksimalkan keuntungan petani serta memberikan nilai tambah bagi daerah.

“Ekspor berikutnya akan dilakukan secara direct antara Desa Sidomulyo dan negara tujuan, karena selama ini masih melalui pihak ketiga,” ujar Fawait, yang akrab disapa Gus Fawait.

Untuk merealisasikan skema ekspor langsung ini, Pemkab Jember menggandeng Koperasi Merah Putih sebagai lembaga yang akan menampung dan menyalurkan kopi dari para petani ke pasar Jepang.

Baca juga: Tradisi Kadisah di Probolinggo, Ungkapan Syukur Warga Desa Krejengan Sambut Tahun Baru Islam

“Ini adalah langkah awal sekaligus bukti konkret bahwa Desa Sidomulyo bisa membuat Jember bangga. Ekspor ini tentu akan menambah devisa negara,” imbuhnya.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Jember, Sartini, menjelaskan bahwa Kecamatan Silo tengah memasuki musim panen kopi yang berlangsung dari Juni hingga Agustus. Momentum ini dimanfaatkan untuk melakukan konsolidasi dan penguatan merek (komunal branding) kopi Sidomulyo.

“Sebelum panen, kami akan lakukan kegiatan komunal branding dengan mengumpulkan petani kopi sebagai penyangga produksi. Nantinya, Koperasi Merah Putih yang akan mengekspor produk tersebut,” ungkap Sartini.

Baca juga: Pemuda Gresik Dikeroyok Saat Pulang dari Acara 1 Suro, Dipukul Pakai Batu dan Kayu

Ia menambahkan, pihak pembeli dari Jepang menginginkan kualitas kopi dengan standar tertentu, khususnya kopi yang dipetik saat benar-benar matang atau dikenal sebagai kopi petik merah.

“Bayer dari Jepang menghendaki kopi ekspor adalah kopi petik merah. Sementara kopi asalan yang warnanya kuning atau hijau tetap dibeli, tapi hanya untuk pasar lokal seperti Jember dan sekitarnya,” jelasnya.

Sartini juga mengungkapkan permintaan kopi robusta dari Jepang mencapai 10 ton per bulan. Oleh karena itu, menjaga kualitas menjadi kunci agar ekspor bisa berkelanjutan.

Ia menyebutkan, meskipun kopi Sidomulyo yang menjadi branding utama, pasokan juga datang dari kecamatan lain seperti Bangsalsari, Tanggul, Panti, Ledokombo, dan Mumbulsari.

Baca juga: Bertemu Sekjen Kementerian PU, Bupati Probolinggo Ajukan Perbaikan Infrastruktur Rp47 Miliar

“Brand-nya tetap Sidomulyo, tapi desa-desa sekitar ikut memasok. Ini bagian dari kolaborasi agar volume ekspor terpenuhi,” kata Sartini.

Ia juga menilai peluang bisnis kopi saat ini sangat besar, terutama seiring maraknya pertumbuhan kafe dan minat konsumen terhadap kopi lokal.

“Harga kopi di pasaran juga sangat tinggi. Ini adalah potensi besar yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh petani dan koperasi,” pungkasnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved