Penanganan Kusta di Jatim
Pakar Kusta Asal Jepang Kunjungi Kabupaten Probolinggo, Urutan Ketujuh di Jatim Namun Bukan Endemik
Penanganan maksimal yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam menangani penderita kusta mendapat perhatian The Nippon Foundation
Penulis: Ahsan Faradisi | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, PROBOLINGGO - Penanganan maksimal yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam menangani penderita kusta mendapat perhatian The Nippon Foundation.
Pimpinan The Nippon Foundation sekaligus Goodwill Ambassador WHO penanggulangan kusta, Mr. Yohei Sasakawa, mendatangi warga mantan pasien kusta di Desa Jabungsisir, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (9/7/2025).
Kunjungan WHO asal Jepang itu jadi hal penting bagi Kabupaten Probolinggo yang sebelumnya masuk daerah endemik kusta.
Kabupaten Probolinggo menjadi wilayah nomor 7 dengan penderita kusta di Jawa Timur.
Di Kabupaten Probolinggo saat ini ada sekitar 102 pasien kusta tersebar di 16 Desa di 4 Kecamatan, yakni Kecamatan Tongas, Gading, Paiton, dan Lumbang.
Meski begitu, Kabupaten Probolinggo masuk dalam wilayah non endemik.
Baca juga: Gubernur Khofifah Diperiksa Lima Penyidik KPK, Saksi Dugaan Korupsi Dana Hibah APBD Jatim
Bupati Probolinggo, Gus dr. Mohammad Haris mengatakan, jika langkah ini sebagai wujud nyata kepedulian global terhadap penderita kusta di Indonesia yang masuk dalam negara penderita kusta terbanyak nomor 3.
"Probolinggo dulu termasuk daerah endemik. Tapi kini sudah keluar dari status itu berkat kerja keras tenaga kesehatan kita. Sehingga juga membuat Nippon Foundation mau berkunjung ke sini," kata Gus Haris.
Kunjungan tersebut, menurut Gus Haris, menjadi bukti nyata jika dunia memberi perhatian pada masalah kusta. Terlebih di Jawa Timur menjadi provinsi dengan angka tertinggi untuk kasus penyakit yang berasal dari kuman lalu menyerang saraf tepi.
"Konsep penanganan tenaga medis kita yang membuat Nippon Foundation tertarik datang ke Probolinggo dan berinteraksi langsung dengan warga kami. Semuanya bisa disembuhkan dan jangan dikucilkan mereka (Penderita kusta)," tutur Gus Haris.
Baca juga: Gubernur Khofifah Penuhi Panggilan KPK di Polda Jatim, Jalani Pemeriksaan Sebagai Saksi
"Kusta penyakit yang bisa disembuhkan. Jangan ada lagi diskriminasi. Mereka berhak kembali hidup normal bersama keluarga, bisa bekerja normal seperti kita semua. Semoga zero kusta segara terwujud," pungkasnya.
Sementara Mr. Yohei Sasakawa memuji konsep penanganan kusta di Kabupaten Probolinggo yang melibatkan edukasi masyarakat. Deteksi dini dilakukan dengan melibatkan keluarga dan tetangga untuk mengenali gejala awal.
"Begitu ada gejala, langsung dilaporkan. Satu pasien terdeteksi, 40 KK di sekitarnya harus langsung diperiksa meskipun dalam penyakit kusta ini tidak akan langsung menular," ungkap Mr. Yohei.
Baca juga: Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Dekat Kabel Listrik Bawah Laut, PLN Tidak Rekomendasikan Penyelaman
"Saya sudah lebih dari 30 kali mengunjungi Indonesia, dari Papua hingga Maluku Utara. Di Probolinggo ini saya melihat semangat luar biasa untuk menanggulangi kusta. Petugasnya aktif dan programnya menyentuh langsung warga," pungkasnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.