Jalur Gumitir Ditutup

Betonisasi di 55 Titik untuk Cegah Longsor di Jalur Gumitir Dimulai

Perbaikan di Jalur Gumitir yang menghubungkan Jember dan Banyuwangi, memasuki pemasangan beton penahan tanah.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
PERBAIKAN GUMITIR: Aktifitas Alat berat di Jalur Gumitir Jember, Jawa Timur, Senin (28/7/2025). Alat berat tersebut untuk memasang beton di titik rawan longsor Jalur Gumitir Jember. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Perbaikan di Jalur Gumitir yang menghubungkan Jember dan Banyuwangi, memasuki pemasangan beton penahan tanah di sejumlah titik rawan longsor, Jumat (1/8/2025).

Fokus utama proyek berada di Kilometer 233+500, tepatnya di area yang dikenal masyarakat sebagai Tikungan Mbah Sengo—sebuah kawasan dengan kontur jalan ekstrem dan rawan kecelakaan.

“Kemiringan jalan di Tikungan Mbah Sengo mencapai 13 persen, padahal standar aman di kawasan pegunungan hanya 8 sampai 10 persen. Kalau kendaraan bermuatan berat berhenti mendadak di sana, sangat mungkin terguling,” kata Abu Khoiri, tenaga teknis independen proyek, saat ditemui di pos Jalur Gumitir.

Baca juga: Sekolah Rakyat Pasuruan Diresmikan, Harapan Baru Anak-anak dari Keluarga Tak Mampu

Proses pengerjaan dimulai dengan pemasangan 55 titik pondasi bored pile sepanjang 115 meter di sisi jalan yang berbatasan langsung dengan jurang. Beton tersebut berfungsi menahan tanah agar tidak longsor, dan memberikan pondasi kokoh sebelum pengaspalan ulang dilakukan.

Setelah konstruksi bawah selesai, kontur jalan akan diratakan dengan kemiringan maksimal 10 persen untuk meningkatkan keselamatan kendaraan yang melintas.

Puluhan pekerja terlihat aktif di lapangan, dibantu dua unit excavator dan dua mesin bored pile. 

Baca juga: Pemkab Jember Siapkan Rp 33 Miliar untuk Insentif 22 Ribu Guru Ngaji, Termasuk BPJS Kesehatan

Selama perbaikan berlangsung hanya terlihat kendaraan operasional proyek, pengantar logistik, dan warga sekitar perkebunan.

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali telah menutup Jalur Gumitir sejak 24 Juli hingga 24 September 2025.

Penutupan ini dilakukan karena ukuran alat berat yang digunakan melebihi lebar jalan yang tersedia.

“Lebar jalan hanya 7 meter, sementara alat bored pile panjangnya 7,3 meter. Maka alat ini harus dipasang melintang, dan tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan lain,” jelas Satiya Wardana, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Jawa Timur.

Baca juga: Diterjang PMK dan Krisis Tenaga Kesehatan Hewan, Populasi Sapi di Jember Menurun Drastis 

Kepala BBPJN Jatim-Bali, Gunadi Antariksa, menyatakan proyek ini adalah bagian dari program Preservasi Jalan dan Jembatan Tahun Anggaran 2025.

“Pekerjaan meliputi penguatan lereng menggunakan bored pile sebanyak 55 titik, serta penataan ulang geometri jalan. Semua ini demi menjamin keselamatan pengguna jalan,” terang Gunadi.

Menurutnya, operasional alat berat di jalur sempit seperti Gumitir tanpa penutupan lalu lintas sangat berisiko, baik bagi pekerja maupun pengguna jalan.

“Risiko kecelakaan tinggi karena manuver alat berat, potensi benturan, hingga keterlambatan material akibat kemacetan. Ini sebabnya penutupan jalur adalah bagian dari mitigasi risiko,” imbuhnya.

Baca juga: Tour de Banyuwangi Ijen jadi Inspirasi Negara-Negara di Asia 

Proyek ini didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dengan nilai Rp15,7 miliar. Kontraktor pelaksana adalah PT Rajendra Pratama Jaya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved