Berita Jember
Diterjang PMK dan Krisis Tenaga Kesehatan Hewan, Populasi Sapi di Jember Menurun Drastis
Populasi ternak sapi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menurun drastis akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Populasi ternak sapi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menurun drastis akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jember mencatat, jumlah sapi menurun hingga 30 persen, dan berpotensi mengganggu ketahanan pangan daerah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jember, Widodo Julianto, mengatakan penurunan populasi sapi ini menjadi pekerjaan besar. Ia menekankan pentingnya langkah yang tepat untuk mengembalikan populasi sapi ke tingkat yang ideal.
Baca juga: Tour de Banyuwangi Ijen jadi Inspirasi Negara-Negara di Asia
“PMK menyebabkan penyusutan populasi sapi hingga 30 persen. Ini jadi PR besar, dibutuhkan ketepatan langkah untuk mengembalikan populasi,” ujar Widodo, Jumat (1/8/2025).
Salah satu kendala utama dalam penanganan PMK dan upaya pemulihan populasi ternak adalah terbatasnya jumlah tenaga medis hewan di Jember. Saat ini hanya tersedia sekitar 100 orang tenaga paramedis dan dokter hewan untuk menangani hampir 500 ribu ekor ternak yang tersebar di 31 kecamatan.
“Mereka harus melayani wilayah yang luas dengan populasi ternak yang besar. Ini jelas tidak sebanding,” jelas Widodo.
Baca juga: Kejaksaan Bondowoso Ingatkan Pungutan Liar di Sekolah Merupakan Pidana
Selain vaksinasi, program percepatan reproduksi ternak melalui inseminasi buatan (IB) dan transfer embrio (TE) juga belum berjalan optimal. Padahal, metode ini dinilai efektif untuk meningkatkan angka kebuntingan dan mempercepat pemulihan populasi sapi.
Hingga akhir Juli 2025 menunjukkan cakupan vaksinasi sapi di Jember baru mencapai sekitar 50 persen. Rendahnya angka ini disebabkan oleh penolakan sebagian peternak terhadap vaksinasi, yang dipicu oleh trauma dan miskonsepsi.
“Kendalanya adalah masih adanya trauma dan kesalahpahaman di kalangan peternak. Ada anggapan kalau divaksin justru ternaknya tambah sakit. Ini tantangan yang perlu kita jawab dengan edukasi terus-menerus,” ujar Widodo.
Baca juga: Nenek 66 Tahun di Banyuwangi Tak Kunjung Pulang Usai Pamit Cuci Pakaian di Sungai
Mengatasi berbagai kendala tersebut, Widodo mengimbau pemerintah pusat maupun daerah agar segera menambah jumlah tenaga kesehatan hewan di Jember. Ia menyebutkan, tanpa dukungan SDM yang memadai, program ketahanan pangan berbasis peternakan akan sulit tercapai.
“Tanpa dukungan SDM yang memadai, program peningkatan ketahanan pangan berbasis peternakan sulit tercapai. Gus Bupati (Bupati Jember Muhammad Fawait) juga sudah menyampaikan pentingnya penambahan SDM ini,” tambahnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Populasi sapi Jember
PMK di Jawa Timur
Penyakit mulut dan kuku sapi
Vaksinasi sapi Jember
Krisis tenaga medis hewan Jember
TribunJatimTimur.com
jatim-timur.tribunnews.com
Berita Jember Hari Ini
Muhammad Fawait
Kabupaten Jember
Lima Warga Jember Diserang Kera Liar di Desa Klungkung, Termasuk Anak dan Lansia |
![]() |
---|
Tambak Udang Tak Punya Izin Tapi Panen 14 Kali, Buang Limbah ke Sungai dan Pasang Pipa Laut Ilegal |
![]() |
---|
Gandakan Kunci Saat Ajari Korban Mengemudi, Dua Pria Curi Mobil di Jember |
![]() |
---|
Harga Daging Ayam di Jember Naik, Pedagang Keluhkan Sepinya Pembeli |
![]() |
---|
Jalan Terjal dan Banyak Rumah Tak Teraliri Listrik, Warga Mulyorejo Jember Minta Pemerintah Hadir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.