Liputan Khusus Koperasi Merah Putih
Dari 219 Koperasi Merah Putih di Bondowoso, Baru 20 yang Telah Beromzet
Dari 219 Koperasi Merah Putih di Bondowoso, baru 20 yang telah memiliki. Pemerintah dorong kolaborasi dengan BUMDes.
Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Haorrahman
Ringkasan Berita:
- Hanya sekitar 20 dari 219 Koperasi Merah Putih (KDKMP dan KKMP) di Bondowoso yang aktif beroperasi.
- Diskoperindag menyoroti kurangnya kreativitas dan komitmen pengurus sebagai penyebab utama.
- Pemerintah mendorong kolaborasi antara koperasi dan BUMDes agar ekonomi desa bisa berputar.
- Bupati Bondowoso mendukung penuh terhadap penguatan ekonomi lokal melalui koperasi.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso - Dari total 219 Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih yang sudah berbadan hukum di Bondowoso, baru sekitar 20-an yang beroperasi.
Kepala Bidang Koperasi, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso, Navi Setiawan, merinci ada 15 KMP yang sudah menjalin kerjasama dengan ID Food. Sementara baru 5 koperasi yang sudah mendaftar kerjasama dengan BRI Link, Bulog, Kantor Pos.
"Kemudian yang sudah bangun gedung saat launching sudah 4," kata Navi, dikonfirmasi TribunJatimTimur.com, Senin (28/10/2025).
Navi mengatakan tak semua Koperasi yang beroperasi ini memiliki omzet besar. Dia memperkirakan baru ada 5 yang sudah beromzet.
Lima koperasi tersebut yakni KKMP Badean, dan KDMP Pancoran, KKMP Tamansari, KKMP Nangkaan, Kecamatan Bondowoso. Kemudian KDMP Cangkring, Kecamatan Prajekan.
"Yang punya omzet, tapi masih kecil ya. Apalagi yang digaji ya masih belum," ujarnya.
Baca juga: Baru 10 dari 248 Koperasi Merah Putih di Jember Beroperasi
Butuh Kreativitas
Masih banyaknya KDKMP yang belum beroperasi, menurut Navi, ada banyak faktor.
Salah satunya kurangnya kreativitas dan kemauan pengurus. Sebagian masih pasif, dan sudut pandang mereka terhadap KDKMP tak sesuai ekpekstasi.
Ada juga yang diperkirakan pengurusnya masih menunggu karena tak punya gerai.
"Ada yang mungkin di luar ekspektasi. Dikira koperasi berdiri, mereka bisa langsung beroperasi, dapat fasilitas dan modal, tinggal mengelola. Tapi itu, sebagian kecil," ujarnya.
Diskoperindag sudah melakukan pelatihan bagi pengurus KDKMP sebanyak 6 angkatan. Dari pelatihan itu, Navi mengaku ada juga pengurus yang optimis dan sadar koperasi tak bisa langsung besar.
Dan pemerintah tak meninabobokkan KDKMP dengan fasilitas, melainkan dukungan regulasi bagi operasional KDKMP.
Baca juga: Pakai Modal Sendiri 50 Hari Kerja Koperasi Merah Putih Badean Bondowoso Sudah Beromzet Rp 20 Juta
Dengan kondisi ini menurut kata Navi, masih belum bisa dikatakan ada penyerapan tenaga kerja atau karyawan. Rata-rata KDKMP baru berjalan dan belum menghasilkan omzet.
Banyak pengurus koperasi yang juga merangkap menjadi karyawan. Namun Navi yakin apabila banyak yang beroperasi, penyerapan tenaga kerja cukup besar dan ini juga yang menjadi harapan pemerintah.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim-timur/foto/bank/originals/GERAI-Bupati-Abdul-Hamid-Wahid-dan-Komandan-Kodim-0822.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.