Berita Pasuruan

Jelang Lebaran, Perajin Songkok di Pasuruan Banjir Orderan

“Biasanya juga ada pesanan dari Arab Saudi dan Malaysia. Allhamdulillah, Ramadan ini banyak pesanan yang datang ke kami,” sambung dia.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/galih lintartika
Produksi songkok di tempat usaha Haji Mat di Kabupaten Pasuruan. 

TRIBUANJATIMTIMUR.COM, Pasuruan - Menjelang lebaran, Ahmad atau Haji Mat, warga Desa Ngembe, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan kebanjiran pesanan songkok.

Pria kelahiran tahun 1972 ini telah 24 tahun menggeluti bisnis pembuatan songkok. Masa Ramadan seperti musim panen bagi Haji Mat.

Soalnya setiap menjelang Lebaran, omzetnya naik hampir 90 persen.

“Bahkan dua bulan sebelum Ramadan sudah banyak pesanan yang datang,” katanya, Kamis (30/3/2023).

Bapak lima anak ini mengatakan, pesanan datang dari beberapa kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Barat.

“Biasanya juga ada pesanan dari Arab Saudi dan Malaysia. Allhamdulillah, Ramadan ini banyak pesanan yang datang ke kami,” sambung dia.

Mayoritas pesanan songkok untuk melengkapi busana masyarakat saat Hari Raya Idul Fitri.

Baca juga: Ganggu Lalin Udara hingga Ancam Nyawa, Polres Trenggalek Larang Penerbangan Balon Udara Tanpa Awak

Haji Mat mengaku, bisnis songkok mengalami naik turun selama puluhan tahun ia mengelutinya. Pada 2017, ia sempat bangkrut karena ditipu orang.

"Semuanya habis, sampai akhirnya saya gadaikan sertifikat rumah untuk bangun kembali usaha ini,” jelasnya.

Mulai kembali merangkak dari bawah, usahanya kembali lesu akibat pandemi Covid-19. Tidak ada pesanan yang datang selama wabah.

“Mudah-mudahan tahun ini menjadi titik awal kebangkitan pelaku usaha kecil seperti saya ini agar bisa bangkit kembali,” harap dia.

Baca juga: CJH dari Lumajang Berusia 100 Tahun, Kemenag Lumajang Jamin Kelancaran Keberangkatan

Haji Mat mengatakan, songkok atau peci bermotif buatannya dijual dengan harga antara Rp 7.500 hingga Rp 40.000 per biji. Harga bergantung pada motif, bahan, serta kualitas songkok.

Sedangkan songkok hitam dijual antara Rp 20.000 hingga Rp 70.000 per biji.


“Allhamdulillah, saya memiliki 40 karyawan. Setiap hari, kami bisa produksi songkok 60-70 kodi, sesuai dengan motif yang dipesan,” paparnya.

Haji Mat mengaku bangga bisa mengembangkan usaha tersebut dengan berbagai lika-likunya. Awal mula merintis, ia hanya melayani pesanan songkok haji dan umroh.

“Sekarang, Allhamdulillah bisa berkembang dengan membuat songkok hitam dan lain sebagainya. Bahkan, juga sudah bisa produksi mukena dan baju muslim,” urainya.

Sebelum merintis usaha sendiri, Haji Mat adalah karyawan sebuah tempat usaha pembuatan songkok.

Baca juga: Tabung Gas Meledak,  Dapur Warga di Lereng Argopuro Situbondo Ludes Terbakar

“Kurang lebih saya belajar tujuh tahun lebih di tempat pembuatan songkok dan perlengkapan haji, mulai belanja benang sampai produksi,” paparnya.

Setelah itu, ia memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri setelah menikah pada 1997. Ia bersama istri nekat berbekal belajar secara otodidak.

"Modal saya dulu Rp 700.000,” imbuhnya.

Lambat laun, usaha Haji Mat berkembang. Ia mengajak para tetangga untuk bekerja bersama.

“Jadi semuanya saya lakukan sendiri. Mulai belanja bahan, produksi awal sampai akhir. Awalnya hanya dua mesin, allhamdulillah terus bertambah,” tegasnya.


(TribunJatimTimur.com/Galih Lintartika)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved