Penanganan Stunting

Semrawut, Ratusan Miliar Anggaran Percepatan Penurunan Stunting di Jember 2022 Belum Terekap

Anggaran penanganan stunting Jember Tahun 2022 disebut semrawut dan beberapa kegiatan belum terekap, kini masih ditangani

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember, Suprihandoko 

Terkuaknya anggaran penurunan stunting di Jember jumbo setelah dilakukan rapat internal terbatas TPPS . Namun, dia mengaku tidak tahu rincian detail besaran uang uang di masing- masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

"Semisal OPD A mendapatkan berapa, untuk apa saja. Kemudian OPD B dapat berapa dan untuk apa saja dan sebagainya.Itu sampai hari ini, kami masih belum mendapat kejelasan," kata pria yang akrab disapa Supri ini.

Supri mengaku sampai menggelar rapat internal TPPS Jember di ruang Loby Bupati pada 13 Juli 2023 kemarin. Supaya OPD terkait itu melaporkan rincian yang jelas.

"Rincian pelaporan itu tentu harus dibantu oleh Bappeda. Kejelasan itu belum bisa kami sampaikan ke media. Karena sampai hari ini, kami belum menerima laporan tersebut secara lengkap," tutur pria yang menjabat sebagai Sektretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting Jember ini.

Kesalahan teknis penulisan pelaporan rekapitulasi tersebut, kata dia, hanya bisa dijelaskan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jember, karena OPD ini yang mengatur pendistribusian anggaran.

"Itu yang bisa baca hanya Bappeda, saya takut salah. Karena angkanya cukup besar. Saya khawatir keliru.Tanyakan saja kepada yang bertanggung jawab atas pendistribusian anggaran," ucap Supri.

Dia mengungkapkan anggaran percepatan penurunan stunting Tahun 2022 sebesar Rp 394.914.017.987 itu, yang mengalir di 16 OPD Pemerintah Kabupaten Jember.

"Dan realisasinya juga terjadi miskomunikasi. Hasil laporan BPKP tertulis serapannya itu sebesar 58, 48 persen. Namun setelah dihitung ulang oleh Bappeda itu capaian serapannya 95 persen. Jadi terjadi perbedaan yang sangat signifikan," katanya.

Baca juga: Santer Dikaitkan dengan Pemain Thailand, Persija Justru Isi Kuota ASEAN dengan Pemain Filipina


Sementara, Kepala Bappeda Jember Hadi Mulyono justru mengaku akan melakukan monitoring lagi, atas laporan penggunaan anggaran percepatan penurunan stunting 2022.

"Nanti saya konfirmasi lagi ya, data konkretnya seperti apa.Tapi yang lebih pas (tanya) di DP3AKB) mengenai penurunan stunting," katanya.

Sebatas informasi, Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan tahun 2022, prevalensi balita stunting di Jember capai 34,9 persen. Bahkan hal itu angka tertinggi di Jawa Timur.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved