Berita Banyuwangi

Para Pahlawan Pembangun ‘Istana’ Keluarga, KPR BTN Mudahkan Impian Mereka

Para pahlawan istana keluarga alias rumah memilih cara yang meringankan Mereka demi mewujudkan impian rumah keluarga, satu di antaranya lewat KPR BTN

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Aflahul Abidin
Oky Bayu Ananta menyiapkan dagangan cilok di gerobaknya di halaman rumah di Griya Pesona, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi 

Sebelum punya rumah, keluarga kecil itu tinggal di sebuah kontrakan berbentuk kos-kosan yang disewa per bulan. Dengan penghasilan yang pas-pasan saat itu, Anton tak pernah berpikir untuk memiliki hunian seperti yang sekarang ia tinggali.

Kegelisahan Anton mulai memuncak saat sang istri hamil 5 bulan. Ia takut anak sulungnya tak nyaman tinggal di kontrakan yang sempit dan pengap.

Sebagai kepala rumah tangga, ia bertekad untuk memberikan tempat tinggal yang lebih layak bagi keluarga.

"Akhirnya saya menabung. Sedikit demi sedikit hingga cukup untuk uang muka rumah ini," tambah Anton.

Hunian Anton berada di Perumahan Adimas Genteng. Ia membeli rumah bersubsidi itu dengan uang muka Rp 8 juta yang ia tabung melalui KPR FLPP dari BTN.

Harga rumahnya Rp 150 jutaan. Dengan tenor 20 tahun, Anton mencicilnya tiap bulan kurang dari sejuta. Tepatnya Rp 953 ribu.

"Awal beli saya mikir. Bisa atau enggak buat mencicil. Tapi kalau tidak nekad, kapan lagi (punya rumah). Dan Alhamdulillah sampai sekarang lancar (pembayarannya)," sambung Anton, yang penghasilannya per hari dari mencukur rambut antara Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.

Saat awal proses pengajuan KPR di BTN, Anton merasa dimudahkan. Seluruh persyaratan bisa dilengkapinya dengan cepat. Proses survei juga berlangsung kilat, tak sampai lima menit.

"Saat pilih bank untuk KPR, dipikiran saya yang penting cepat dan mudah. Tidak salah saya pilih BTN," tambahnya.

Secara garis besar, kisah Oky dan Anton punya kesamaan. Mereka adalah pejuang keluarga yang ingin memberikan tempat tinggal ternyaman untuk keluarga.

Sebagai pekerja sektor informal dengan penghasilan yang tak menentu setiap harinya, mereka layak berbangga karena mampu mewujudkan harapan itu.

Bagi orang-orang dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, hunian mereka terasa sempit dan sederhana. Tapi bagi Oky dan Anton, tempat tinggal mereka terasa selesa, dengan kenyamanan laksana istana.

Setelah memiliki rumah, hidup mereka jadi paripurna. Kebutuhan dasar berupa sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat tinggal) bisa terpenuhi.

 

Pekerja Informal Makin Berminat Punya Rumah

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved