Tradisi Lebaran Ketupat

Lebaran Ketupat, Warga Jember Gelar Tasyakuran Sederhana, Bertukar Kupat Lepet dan Sayur Santan

Belasan warga di RT 02 RW 03 Dusun Krajan Lor Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Jember, merayakan Lebaran Ketupat atau "Kupatan"

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Warga di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Jember gelar tasyakuran sederhana rayakan Lebaran Ketupat 

Ahmad menuturkan, saat uji coba penerapannya pada 2010 mendapatkan respons positif dari lingkungan sekitar. Akhirnya hal tersebut diteruskan setiap tahun, hingga sekarang.

"Jadi prosesnya pembagian (kupat, lepet dan lontong) biar lebih simpel, gitu aja kegiatan ini," paparnya.

Di sisi lain, kata dia, dengan berkumpulnya warga di musala saat Lebaran Ketupat tersebut, juga mampu meningkatkan kekompakan antar tetangga.

"Karena dari juga ada pembacaan doa terhadap ahli kubur keluarga warga di sekitaran musala. Dan kami tadi juga bersalaman, bermaafan karena masih momentum bulan Syawal," tuturnya.

Mengingat, katanya, kupat, lepet, lontong dan santan itu sendiri terdapat makna filosofis yang sulit dijelaskan. Karena memiliki arti mendalam bagi umat Muslim di Pulau Jawa khususnya saat bulan Syawal.

Baca juga: Viral TikToker Buat Konten Prank Teriak Begal ke Driver Ojol, Kini Minta Maaf Usai Dihujat

"Kayak kupat itu kan artinya ngaku lepat (mengaku bersalah: Red Bahasa Jawa). Lepet itu artinya eleke diempet (tindakan jahatnya ditahan), santen (santan) itu artinya sedoyo nyuwun ngapunten (semua meminta maaf) lontong artinya alane kosong (dosanya kosong). Kira-kira seperti itu lah," jlentrehnya.


Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved