Kuliner

Menjemput Asa Kuliner Bandeng Jelak Jadi Primadona Kota Pasuruan

Pemkot Pasuruan terus mendorong dan mendongkrak olahan Bandeng Jelak sebagai ikon Kota Pasuruan, apalagi Bandeng ini khas dari Kampung Jelak

Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Galih Lintartika
Produsen bandeng jelak sedang memanggang bandeng di sentra kawasan bandeng jelak Kota Pasuruan 

Di bulan Ramadan kemarin, para pelaku UMKM Bandeng Jelak mendapatkan banyak rejeki. Olahan Bandeng Jelak ini banyak diburu pecinta kuliner sebagai salah satu alternatif untuk menu berbuka puasa. 

Nur Hayati, Ketua Kelompok UMKM Bandeng Jelak mengatakan, selama ramadhan pesanan Bandeng Jelak meningkat hingga tiga kali lipat.  Setiap hari, ada pesanan mencapai 100 pesanan untuk semua jenis olahan.

Untuk di Kampung Jelak sendiri, olahan bandeng jelak memiliki beberapa macam jenis diantaranya mulai presto, bandeng bakar madu, bandeng tanpa duri, otak-otak bandeng, abon bandeng, bandeng crispy, dan sebagainya.

"Allhamdulillah, sejak Gus Ipul dan Mas Adi konsisten mengangkat potensi Bandeng Jelak Kota Pasuruan, kami (Pelaku UMKM) tertimpa rejekinya. Mendadak banyak yang pesan Bandeng Jelak," kata Nur Hayati.

Baca juga: Puncak Perayaan Lebaran Ketupat, Warga Jember Gelar Parade Pegon di Pantai Watu Ulo

Itu terbukti saat ramadhan kemarin. Olahan bandeng jelak sudah mendapatkan kepercayaan di lidah masyarakat. Sehingga, banyak yang datang ke sini atau melalui online memesan olahan bandeng olahannya.

"Intinya, kami terima kasih atas dukungan dan support Pemkot Pasuruan terhadap UMKM olahan Bandeng Jelak. Setidaknya, campur tangan pemerintah membantu UMKM untuk berkembang dan lebih maju," terangnya.

Terpisah, Lujeng Sudarto, Direktur Pusat Studi dan Advokasi Kebijakan (PUSAKA) meminta Pemkot untuk mempertimbangkan langkah mencari investor atau pemodal yang bisa diajak untuk ikut mengelola potensi Bandeng Jelak.

Disampaikannya, untuk bisa cepat berkembang, perlu ada lompatan yang berani. Menurutnya, potensi Bandeng Jelak itu akan bisa maksimal jika dikelola dengan campur tangan pihak ketiga.

Tentu, kata Lujeng, ada syarat dan ketentuan berlaku. Artinya, masyarakat Kota Pasuruan yang akan terlibat langsung disana. Mulai dari menyiapkan bahan mentahnya, pengelolaan, dan penjualan.

"Swasta ini nantinya akan berdiri pada posisi pemodal saja. Kita bandingkan saja. Bandeng Juwana, oleh-oleh khas Semarang itu bisa besar dan sukses bukan dikelola pemerintah loh, tapi swasta," terangnya.

Menurut Lujeng, contoh sukses itu bisa ditiru, dicontoh, dan dimodifikasi sebelum diterapkan di Kota Pasuruan. Pihak ketiga membantu permodalan bagi pelaku UMKM, dan pelakunya tetap pemberdayaan masyarakat Kota Pasuruan.

"Sedangkan Pemkot hanya bertugas mencari cara untuk ikut menjual primadona Kota Pasuruan dengan cara mempromosikan dan mensosialisasikan agar produk ini bisa berkembang, dan terus maju," tutupnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved