Berita Jember

Ada 56 Anak di Jember Terpapar Penyakit Kusta, Nomor 4 Terbanyak di Jatim

Jumlah warga terpapar kusta di Kabupaten Jember menempati urutan terbanyak ke-4 di Jawa Timur Tahun 2024

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/RSUD Gambiran Kota Kediri
Poster peringatan Hari Kusta Sedunia 28 Januari 2024 oleh RSUD Gambiran Kota Kediri 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Jumlah warga terpapar kusta di Kabupaten Jember menempati urutan terbanyak ke-4 di Jawa Timur Tahun 2024, berdasarkan data studio kusta Kementerian Kesehatan.

Berdasarkan data itu,  hingga Juli 2024 sebanyak 56 kasus di Kabupaten Jember. Pasien kusta itu didominasi anak umur mulai 0 hingga 14 tahun.

Jumlah pasien kusta di Jember berada di bawah tiga Kabupaten di Pulau Madura, yakni Sampang yang memiliki 134 kasus baru, Kabupaten Sumenep 111 kasus, dan Kabupaten Bangkalan 62 kasus.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jember dr Rita Wahyuningsih mengatakan jumlah ini relatif menurun dibanding dengan tahun sebelumnya.

Menurutnya, penyakit itu dibedakan menjadi dua macam yakni kasus MB (kusta basah) serta kasus PB (kusta kering). Pada 2023 di Jember ada 148 kasus dari dua jenis penyakit ini.

"Dari 148 kasus, sebagian besar adalah kasus MB dengan 142 kasus dan 6 kasus PB. Sedangkan pada tahun 2024 sampai dengan semester 1 terdapat 56 kasus yang semua adalah tipe MB," ungkapnya, Sabtu (10/8/2024).

Rita mengakui dari data statistik Kemenkes RI, angka kasus kusta di Jember tinggi. Namun dia menilai, angka itu sudah sesuai target eliminasi dengan perhitungan 1 banting 10.000 penduduk. 

"Lima Kecamatan yang masih memiliki angka prevalensi diatas 1/10.000 penduduk yakni Kecamatan Tanggul, Puger, Ajung, dan Sumberbaru menjadi kecamatan dengan kasus yang paling tinggi untuk Kusta," imbuhnya

Baca juga: Banyuwangi Terus Perkuat Jejaring Geopark Ijen, Bupati Ipuk Paparan di Geofest Australia

Dia menjelaskan kusta merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Dia mengatakan mikroba ini menyerang saraf tepi, kulit, dan organ tubuh lain pada manusia.

"Kecuali susunan saraf pusat sehingga dapat menimbulkan kecacatan. Adapun faktor penyebab dari penyakit ini yang paling dominan adalah kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat," tutur Rita.

Rita menjelaskan, kusta merupakan kategori penyakit menular, melalui bakteri yang hinggap di penderitanya. Sehingga para penyintasnya harus segera mendapatkan penanganan medis.

"Penyakit kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang dapat hidup pada lingkungan yang lembab dan memiliki pencahayaan kurang," ulasnya.

Meskipun demikian, kata Rita, kusta merupakan penyakit yang masih bisa diobati. Kata dia, selama pasiennya punya semangat untuk kembali sehat.

"Sekali lagi kusta bukan penyakit turunan, dan kusta bisa diobati dan dieliminasi," pungkasnya. 

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved