Berita Bondowoso

Mulai 2025 Subsidi Kawin Suntik Dicabut, Peternak Bondowoso Harus Bayar Rp 80.000

Hal itu menyusul telah dicabutnya subsidi IB oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pertanian RI. 

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur/Sinca Ari Pangestu
Plt Kepala Bidang Peternakan, Dinas Peternakan dan Perikanan Bondowoso, drh. Moech Saiful saat dikonfirmasi di ruangannya pada Kamis (5/12/2024). 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso - Mulai 2025 peternak di Bondowoso yang akan menggunakan layanan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik untuk sapi harus membayar. 

Untuk satu dosis IB peternak harus membayar Rp 80 ribu. Hal itu menyusul telah dicabutnya subsidi IB oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pertanian RI. 

Plt Kepala Bidang Peternakan, Dinas Peternakan dan Perikanan Bondowoso, drh. M. Saiful, mengatakan sejak 2017-2019 ada program nasional Ususiwab yang di dalamnya memberikan subsidi untuk suntik IB. Kemudian dilanjutkan kembali dari 2019-2023 melalui program Si Komandan. 

"Pemerintah sudah tidak menganggarkan lagi untuk Bondowoso. Begitu yang lain," jelasnya pada Tribun Jatim pada Kamis (5/12/2024).

Baca juga: Rekapitulasi KPU, Gus Fawait-Djoko Menang di Pilkada Jember

Ia menjelaskan, subsidi yang diberikan terbagi menjadi dua. Yakni subsidi modal kerja IB, dan subsidi pelayanan IB dengan nilainya jika ditotal mencapai Rp 60 ribu. 

Secara terperinci subsidi per dosis IB itu adalah untuk subsidi modal kerja terdiri dari pembelian shee,  Glove, N2 cair seharga masing-masing Rp 5 ribu. Kemuian, Straw seharga Rp 15 ribu. Selanjutnya, subsidi pelayanan seharga Rp 30 ribu per dosis, . 

Sejak tahun 2024 subsidi untuk modal kerja telah dicabut. Jadi peternak per dosis hanya membayar Rp 30 ribu. 

"Tahun 2025 ini subsidi operasional dan subsidi jasa pelayanan sudah tidak ada. Jadi mereka membayar swadaya sendiri. Ditambah biaya mobilisasi sekitar Rp 20 ribu tergantung jarak," ungkapnya. 

Menurutnya tahun 2024 biasanya taget dosis per bulan itu mencapai 8 ribuan atau total 96 ribu pertahun. 

Jika dikalikan dengan subsidi operasional dan jasa pelayanan kawin suntik yang selama ini diterima, maka kebutuhan untuk kawin suntik tanpa subsidi mencapai sekitar Rp 5,76 miliar. 

Baca juga: Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Disiksa Sebelum Dibunuh

Ia tak tahu pasti mengapa subsidi kawin suntik ini dicabut. Namun, dirinya memperkirakan bisa jadi karena banyak program kerja Presiden RI Prabowo Subianto yang lebih prioritas. 

Disinggung apakah hal ini berdampak terhadap populasi sapi, dokter Saiful mengklaim peternakan akan tetap menggunakan layanan kawin suntik meski membayar. Karena, dinilainya masyarakat peternak sudah merasakan betul dampak positif dari layanan ini. 

Seperti di antaranya yakni meningkatkan muti genetik ternak yang dilahirkan, dan meningkatkan nilai tambah ternak. 

Baca juga: Rekap KPU Selesai, Subandi-Mimik Menang Telak di Pilkada Sidoarjo 

Memang diakuinya bahwa kawin suntik atau IB ini, tak mempengaruhi kualitas daging. Namun suntik IB ini untuk meningkatkan dan mempercepat populasi sapi. 

"Tak ada yang protes peternak. Karena mereka butuh, dan mereka telah merasakan manfaatnya," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved