Demam Berdarah di Jember
1.592 Kasus DBD di Kabupaten Jember Selama 2024, Desember 65 Orang Terpapar
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember, Jawa Timur mencatat ada 1.592 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama 2024
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember, Jawa Timur mencatat ada 1.592 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, dr Hendro Soelistijono mengatakan, penambahan kasus paling signifikan terjadi di Desember 2024, dengan total 65 pasien yang terpapar.
"Pada minggu ke-49 tahun ini, ada sebanyak 15 pasien DBD, kemudian pada minggu ke-50 ada tambahan 16 kasus," ujarnya melalui pesan singkat Whatsapp,Sabtu (28/12/2024).
Menurutnya, tambahan kasus terus naik pada dua pekan terakhir Desember 2024. Katanya, ada sebanyak 34 pasien terpapar penyakit dari gigitan nyamuk Aedes aegypti itu.
"Pada minggu ke-51 ada sebanyak 17 kasus dan di minggu pada minggu ke-52 sebanyak 17 kasus DBD," kata dr Hendro.
Hendro mengatakan, para pasien yang terpapar DBD di penghujung tahun 2024, rata-rata mereka berusia remaja dan dewasa. Sementara untuk anak tidak ada.
"Usia bervariasi, mulai remaja hingga dewasa. Untuk anak-anak tidak ada," imbuhnya.
Baca juga: Angka Kunjungan Wisatawan ke Kawah Ijen Menurun Tahun 2024, Ini Penyebabnya
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi D DPRD Jember Ahmad Dhofir Syah meminta, Dinkes tidak hanya fokus pada pengobatan pasien, tetapi harus melakukan langkah pencegahan.
"Karena setiap pergantian musim (dari kemarau ke hujan) pasti ada lonjakan kasus. Sehingga Dinkes harus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perilaku hidup sehat, khususnya 3M (menguras, menutup dan mengubur)," tanggapnya.
Selain itu ketika ditemukan kasus DBD, Dhofir minta Dinkes Jember untuk melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di sekitar tempat tinggal pasien.
"Minimal 10-20 rumah di sekitar lokasi ditemukannya kasus. Guna dijadikan dasar pelaksanaan fogging," kata Legislator Fraksi PKS ini.
Dhofir juga meminta Dinkes Jember aktif melakukan lokalisir daerah langganan terjadinya DBD, dengan rutin menggelar pemeriksaan jentik di kawasan tersebut.
"Melibatkan kader jumantik di desa/kelurahan, serta aktif melaporkan jumlah jentik di masing-masing rumah," ulasnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.