Berita Banyuwangi
Hari Lahir Pancasila, MUI Banyuwangi: Perlu Keteladan dalam Membumikan Nilai-Nilainya
Nilai-nilai luhur Pancasila tak dapat diinternalisasi ke tengah masyarakat hanya dengan serangkaian seremoni dan peringatan.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Banyuwangi - Nilai-nilai luhur Pancasila tak dapat diinternalisasi ke tengah masyarakat hanya dengan serangkaian seremoni dan peringatan. Namun, perlu keteladanan dari sejumlah publik figur dan para stakeholder.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi Barur Rohim dalam Haul Pancasila yang digelar oleh Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/ Polri (FKPPI) Kabupaten Banyuwangi di PP. Adz-Adzikra, Banyuwangi, Sabtu (31/5/2025).
“Jika kita mengeluhkan lunturnya nilai-nilai Pancasila di tengah generasi muda, sejatinya kitalah yang melunturkan hal tersebut. Kita tidak memberikan keteladanan yang baik bagaimana menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Barur.
Baca juga: Sindikat Peredaran Uang Palsu Digulung Polres Ngawi, Dua Kepala Desa Jadi Tersangka
Dewasa ini, lanjut Barur, ada banyak pengkhianatan terhadap nilai-nilai Pancasila oleh para pihak yang seharusnya menegakkannya. Baik dari kalangan pejabat, aparat penegak hukum hingga para agamawan.
“Bagaimana tidak rusak jika tiap hari dipertontonkan perilaku yang menyimpang dari Pancasila. Pejabat kehakiman jadi makelar kasus, aparat keamanan membackup kriminalitas, agamawan hanya memikirkan harta,” gugat pria yang karib disapa Ayung itu.
Dalam diskusi yang bertajuk “Membumikan Pancasila di Era Transformasi Digital” tersebut, Barur juga menekankan pentingnya pengarusutamaan nilai-nilai Pancasila dalam bentuk kekinian. Media sosial sebagai piranti kekinian haruslah dijadikan medium untuk mengkampanyekan hal tersebut.
Baca juga: Hujan Iringi Kirab Pancasila dan Pawai Lentera di Kota Blitar
“Saat ini, yang dianggap sesuatu yang benar tak mesti hal yang sesungguhnya benar. Tapi, terkadang sesuatu yang dianggap kebenaran itu adalah yang viral. Ini harus kita cermati secara serius,” ungkap penulis buku Islam Blambangan tersebut.
Untuk membendung dampak negatif digitalisasi yang dapat menggerus nilai-nilai Pancasila tersebut, saran Ayung, tak lain dengan memperkuat kultur belajar. “Tak melulu hanya di lembaga-lembaga pendidikan formal. Tapi, sarana-sarana diskusi seperti ini menjadi alternatif. Memperkuat literasi dan kesadaran kritis,” tegasnya.
Baca juga: Tawuran Antar Kelompok Pecah di Lamongan, Satu Anak Remaja Tewas
Dalam diskusi panel tersebut hadir sejumlah pejabat, akademisi dan aktivis sosial kemasyarakatan. Di antaranya Dandim 0825 Banyuwangi Letkol (Arh) Joko Sukoyo dan Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) M. Puji Santoso. Adapula Rektor UBI Banyuwangi Dr. Haya, Akademisi UNIIB Banyuwangi Dr. Emi Hidayati, Isyrofah Amalia Achmad, Ibnu Tsani Rosyada serta dipandu oleh Ketua GM FKPPI Banyuwangi Ir. KH. Achmad Wahyudi, MH.
Hadir pula sejumlah ormas dan organisai kemahasiswaan. Di antaranya Srikandi Pemuda Pancasila, Rumah Kebangsaan, PMII, HMI, GMNI, IPNU, IPPNU, IMM, GKI dan sejumlah perwakilan BEM dari sejumlah kampus di Banyuwangi.
Banyuwangi Pilot Project Digitalisasi Bansos, Luhut Minta Ipuk Bagikan Pengalaman ke Daerah Lain |
![]() |
---|
Bupati Ipuk dan Empat Menteri Finalisasi Pilot Project Penyempurnaan Digitalisasi Bansos |
![]() |
---|
CFD di Jalan Ahmad Yani Banyuwangi Makin Ramai, Lebih dari 370 Pelapak UMKM Antusias |
![]() |
---|
"Curhat Bu Ipuk" Program Dialog Warga Banyuwangi untuk Cari Solusi Masalah Sosial |
![]() |
---|
Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Banyuwangi Jangkau 44 Ribu Pelajar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.