Berita Jember

Dari Iseng Saat Pandemi, Ibu Rumah Tangga di Jember Raup Jutaan Rupiah dari Kerajinan Amigurumi

Kerajinan tangan berbentuk gantungan kunci rajut ini tidak hanya mempercantik tas atau kunci, tapi juga menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
TEKUN: Anis Indrawati menata Amiguruminya di rumahnya Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates Jember, Jawa Timur, Kamis (27/6/2025). Perempuan ini untung Rp 3 juta per bulan dari hasil jualan kerajinan Amigurumi di Jember. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember – Pandemi Covid-19 yang sempat melumpuhkan banyak sektor ekonomi justru menjadi titik awal lahirnya ide kreatif bagi Anis Indrawati, seorang ibu rumah tangga asal Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, Jember, Jawa Timur. 

Dari rumah sederhananya, Anis sukses mengembangkan usaha kerajinan tangan amigurumi—seni merajut benang menjadi boneka atau miniatur berukuran kecil—yang kini mampu menghasilkan keuntungan hingga Rp3 juta per bulan.

Kerajinan tangan berbentuk gantungan kunci rajut ini tidak hanya mempercantik tas atau kunci, tapi juga menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan.

Ditemui di rumahnya, Anis tampak sibuk bersama tiga pekerjanya merajut benang warna-warni menggunakan jarum khusus. Hasilnya adalah gantungan kunci dengan karakter hewan dan tumbuhan yang tampak lucu dan menggemaskan.

Baca juga: Tradisi Penjamasan Keris Satu Suro, Bukan Praktik Mistis Melainkan Perawatan dan Warisan Budaya

Anis bercerita, usaha ini bermula dari kebutuhan ekonomi keluarga yang terdampak pandemi.

"Niat awal buat kerajinan ini untuk tambahan pemasukan keluarga, ketika pandemi melanda. Saya memulai usaha kecil-kecilan dengan membuat konektor masker," ujar Anis, Jumat (27/6/2025).

Namun, setelah pemerintah mencabut status pandemi pada awal 2023, permintaan konektor masker menurun drastis. Tak ingin berhenti berkreasi, Anis mulai mencari alternatif lain yang masih menggunakan keterampilan merajut.

Baca juga: Bayi Laki-Laki Masih Hidup Ditinggalkan di Lapak Ikan Gondanglegi Malang

"Akhirnya saya mencoba mencari jalan lain. Dan terpikirkanlah untuk membuat aksesoris gantungan kunci rajut," katanya.

Anis mengaku belajar membuat gantungan kunci amigurumi secara otodidak, hanya berbekal tutorial dari internet.

"Awalnya bentuk gantungan kuncinya polosan dan tidak seperti ini, tetapi ternyata tidak laku. Setelah cari di Google tren gantungan kunci yang sekarang, baru saya tahu kalau yang laris itu yang berbentuk karakter hewan dan tumbuhan," jelasnya.

Setelah mencoba membuat desain sesuai tren, usahanya mulai mendapat perhatian. Pesanan mulai berdatangan, baik dari penjualan online maupun lingkungan sekitar.

"Lama-lama rame yang pesan. Sampai tetangga juga ikut beli," tambah Anis.

Baca juga: Perwira TNI AL Dikeroyok di Terminal Arjosari Malang, Tiga Pelaku Sudah Ditangkap

Produk gantungan kunci buatan Anis kini tersedia di lima titik penjualan aksesoris di wilayah Jember. Dalam sebulan, ia bisa mengirim barang dua kali ke masing-masing lokasi. Anis menyebut pasar utamanya adalah kalangan anak muda, khususnya mahasiswa, karena harga produknya yang relatif terjangkau.

"Tergantung jenis dan ukuran, harganya mulai dari Rp8.000 sampai Rp14.000. Karena segmen utamanya anak muda, harga kami sesuaikan," jelasnya.

Untuk menjaga kualitas, Anis menggunakan benang rajut premium jenis milk cotton dan velvet. Bagian dalam gantungan kunci diisi dakron, sehingga terasa empuk dan lembut saat disentuh.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved