Bangkit di Masa Pandemi, Guru PPPK di Bondowoso Sukses Bangun Usaha Batik “Wonokasih House”

Harga batik produksinya bervariasi, mulai Rp135 ribu untuk batik cap, Rp180 ribu-Rp225 ribu untuk batik kontemporer, dan hingga Rp450 ribu untuk batik tulis eksklusif.

Pelanggan Hariyanto datang dari berbagai kalangan, seperti guru, tenaga kesehatan, hingga masyarakat umum. Bahkan, batiknya pernah dikirim ke luar daerah, seperti Madura dan Kalimantan.

“Produksi tergantung pesanan. Kemarin itu sempat sampai 90 potong,” katanya.

Baca juga: Edukasi Batik Bondowoso pada Anak TK, Kenalkan Motif Daun Singkong dan Topeng Kona

Masih Mengandalkan Promosi dari Mulut ke Mulut
Meski sudah berkembang, Hariyanto belum menjual produknya di marketplace online. Ia masih mengandalkan promosi dari rekan guru dan teman istrinya yang bekerja di bidang kesehatan.

“Saya masih mengajar dan baru punya tiga pekerja. Jadi khawatir kalau pesanan membludak,” ungkapnya.

Hariyanto berharap pemerintah daerah dapat kembali menghidupkan aturan penggunaan batik Bondowoso pada hari tertentu seperti yang pernah diterapkan sebelumnya.

“Dulu setiap Kamis wajib memakai batik daerah. Sekarang aturannya sudah tidak jelas lagi,” katanya.

Nama Wonokasih sendiri memiliki makna mendalam. “Wono” berarti hutan dan “kasih” berarti cinta. Hariyanto berharap usahanya bisa menjadi “hutan kasih”  tempat tumbuhnya semangat dan keberkahan bagi banyak orang.

 (TribunJatimTimur.com)