Demam Berdarah

Minggu Ke-2 April 2024, Terdapat 127 Kasus DBD di Kabupaten Jember

Dinas Kesehatan Jember mencatat terdapat 127 kasus demam berdarah dengue (DBD)  pada pekan ke-2 April 2024

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Hendro Soelistijono saat dikonfirmasi 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Dinas Kesehatan Jember mencatat terdapat 127 kasus demam berdarah dengue (DBD)  pada pekan ke-2 April 2024.

Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Hendro Soelistijono mengatakan, dari ratusan pasien yang terpapar penyakit tersebut, satu di antaranya meninggal dunia.

"Jumlah tersebut belum sampai minggu ke-3 bulan April 2024 ini,"  ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (18/4/2023).

Menurutnya, tren kejadian DBD selama April 2024 relatif menurun, bila dibandingkan pada bulan lalu yang jumlahnya jauh lebih banyak.

"Pada April lebih melandai, dan jauh lebih rendah sepanjang lima tahun sebelumnya. Semoga ini terus terjaga, dan pada Mei nanti akan menghilang karena mendekati musim kemarau," kata dr Hendro.

Dengan adanya penambahan kasus DBD pada April ini, dr Hendro mengungkapkan total pasien yang diduga terdeteksi terkena gigitan nyamuk aedes aegypti berjumlah 3.300 orang selama 2024.

"Totalnya 3.300 orang sejak Januari 2024. Tetapi yang asli benar-benar DBD itu kisaran 957 orang, karena trombositnya berada di bawah 100. Kalau trombositnya masih di atas 100 itu belum masuk kategori demam berdarah, masih demam denguage," katanya.

Sementara dari ratusan pasien yang dinyatakan positif terpapar DBD di Jember, lanjut Hendro, tujuh orang di antaranya meninggal dunia di Tahun 2024.

"Untuk bulan April ada satu yang meninggal dunia. Sehingga totalnya menjadi tujuh orang meninggal dunia karena DBD sejak Januari kemarin," papar dr Hendro.

dr Hendro mengatakan, Dinas Kesehatan Jember berupaya melakukan fogging atau pengasapan di lokasi yang diduga menjadi sarang nyamuk demam berdarah, dengan kriteria tertentu.

"Misalkan ada kasus DBD di suatu tempat, Puskesmas akan melakukan penyelidikan epidemiologis dan menyisir tempat yang diduga kantong-kantong nyamuk, dengan mengukur angka bebas jentik," ucapnya 

Kalau angka bebas jentiknya berada di atas 90 persen, kata dia, hal itu berarti pasien tersebut tidak terkena nyamuk demam berdarah di tempat tinggalnya, tetapi bisa di lokasi lain.

"Jadi belum tentu orang di alamat RT sekian kena DBD, belum tentu orang tersebut terkena di situ tapi entah di mana dia kena. Makanya kalau ada laporan masyarakat minta di fogging, kami turunkan tim epidemiologi, kalau ternyata ditemukan sarang nyamuk baru kami fogging," urai dr. Hendro.

Baca juga: Selama Periode Libur Lebaran, Bandara Internasional Dhoho Kediri Layani Ribuan Pemudik


Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved