Berita Tulungagung
Warga Tulungagung Diminta Giatkan PSN Cegah DBD karena Alokasi Fogging Terpangkas Efesiensi
Dinkes menilai, persentase jumlah angka kematian yang mencapai 4 orang di 2 bulan sudah masuk mengkhawatirkan.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Tulungagung - Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung mencatat 198 kasus demam berdarah dengue (DBD) dari awal 2025 hingga ini. Empat di antaranya meninggal dunia.
Dinkes menilai, persentase jumlah angka kematian yang mencapai 4 orang di 2 bulan sudah masuk mengkhawatirkan.
Salah satu meledaknya kasus DBD karena tidak ada gerakan pembasmian sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan di masyarakat.
Menurut Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, pihaknya juga sangat selektif untuk melakukan pengasapan (fogging).
Hal ini berkaitan dengan alokasi anggaran untuk fogging yang sangat berkurang, salah satunya imbas dari efisiensi.
“Selain karena dampak efisiensi, memang sejak beberapa tahun anggaran untuk fogging terus turun. Tapi tahun ini benar-benar sangat terbatas,” ujar Desi, Jumat (21/2/2025).
Tahun 2025 ini Dinkes Tulungagung mendapatkan alokasi fogging untuk 20 lokasi, turun drastis dibanding 2024 yang mendapat 80 alokasi fogging.
Baca juga: Kantor DPRD Trenggalek Kosong saat Mahasiwa Demo Efesiensi Anggaran, Kunker Ke Yogya
Sampai saat ini setengah alokasi, atau 10 di antaranya sudah digunakan.
Sementara jumlah kasus dalam satu bulan ada di sekitar 54 lokasi.
Desi memaparkan, dalam satu lokasi sasaran fogging, sasarannya pada radius 100 meter dari titik temuan kasus.
Sering kali lokasi yang dilakukan pengasapan rumahnya jarang-jarang, sehingga ada sisa obat maupun bahan bakar.
Namun dengan sisa 10 alokasi, Desi menilai tidak akan cukup jika semua bertumpu para upaya fogging.
“Nggak akan selesai kalau hanya dengan fogging. Upaya maksimalnya memang di PSN,” tegas Desi.
Baca juga: Kepala Daerah Diminta Tak Kkut Retret, Pengamat Sebut Sinyal PDIP Jadi Oposisi Murni
Masalahnya, saat ini gerakan PSN yang pernah digencarkan di tahun 2024 seperti berhenti.
Pihak desa baru melakukan PSN jika di wilayahnya terjadi kasus DBD, terutama yang sampai jatuh korban.
Padahal PSN yang bertujuan membasmi jentik dan telur nyamuk sangat efektif untuk menurunkan angka DBD hingga 75 persen.
Masih menurut Desi, saat ini sejumlah desa mengadakan alat fogging secara mandiri.
Mereka tetap mendapat pendampingan dari Puskesmas terdekat, untuk pemilihan obat fogging, dosisnya serta teknis pelaksanaannya.
Sementara hanya ada 4 Puskesmas yang punya 1 mesin fogging, yaitu Puskesmas Ngantru, Ngunut, Pakel dan Kauman.
Baca juga: Tiga Aki Lampu Penerangan Jalan Tenaga Surya di Ponorogo Dicolong
“Makanya harapan kami ada penambahan anggaran untuk fogging lewat pergeseran anggaran. Saat hearing dengan Komisi C (DPRD Tulungagung), jika diperlukan ditambah lewat pergeseran anggaran,” tandas Desi.
Tahun 2024 lalu sebanyak 17 orang meninggal dunia karena DBD.
Saat itu Pemkab Tulungagung mencanangkan PSN massal setiap hari Jumat.
Cara ini efektif, karena angka kasus DBD langsung turun 75 persen.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(David Yohanes/TribunJatimTimur.com)
Bulog Tulungagung Lacak Penjualan Beras Bantuan Pangan Lewat Media Sosial |
![]() |
---|
Bebas Bersyarat, Napiter Gunawan Dwi Rianto Siap Kembali ke Masyarakat Usai Ikrar Setia ke NKRI |
![]() |
---|
Akan Ditetapkan jadi Benda Cagar Budaya, Pemkab Tulungagung Kaji Asal Usul Tombak Kanjeng Kiai Upas |
![]() |
---|
Tombak Kembali Sendiri dan Deretan Pusaka Langka, di Festival Budaya Spiritual Tulungagung |
![]() |
---|
Ada Keris Milik Presiden Prabowo di Festival Budaya Spiritual Tulungagung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.