Pembunuhan Lansia di Pasuruan
Pembunuhan Lansia Pasuruan, Pelaku Nongkrong Bareng Polisi Berlagak Sotoy Beberkan Bukti Palsu
Ponakan yang membunuh bibi di Pasuruan rupanya sempat mengelabuhi polisi dengan beberkan bukti palsu sambil nongkrong bareng di TKP
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Sri Wahyunik
Dendam yang disimpan oleh pelaku, berkaitan dengan persoalan bisnis jual beli kayu dan perkara utang piutang yang belum kelar, bersama sosok Lutfi di masa lampau.
Sehingga, narasi pesan dalam surat kaleng tersebut, seperti hendak mengarahkan logika bahwa kasus tersebut dilatarbelakangi motif balas dendam persoalan bisnis dan hutang piutang.
Lalu, bersamaan dengan berlangsungnya proses olah TKP atas kasus tersebut. Jumhur mengungkapkan, muncul sosok saksi yang mengaku sebagai keponakan korban dengan nama; Bibi.
Belakangan diketahui bahwa nama tersebut adalah samaran, yang sengaja dipakai oleh Fawaid sendiri menutupi belangnya sebagai tersangka utama kasus tersebut.
Fawaid sempat mendatangi lokasi kejadian di sela aktivitas proses olah TKP, untuk bermaksud bertakziah seraya duduk di gazebo depan rumah korban.
Lalu, salah satu penyidik atau anak buah Jumhur; AKP Fauzi, berusaha mengobrol dengan Fawaid yang semula bernama Bibi.
Baca juga: Tumpukan Limbah Kaca di Dekat TPS3R Bungah Gresik Resahkan Warga
Ternyata, penyidik memperoleh hal yang tak terduga, yakni Fawaid seperti tahu banyak hal terkait motif pelaku perampokan dan serba-serbi yang berkenaan dengan adanya surat pesan kaleng yang ditinggalkan pelaku di dekat jenazah korban.
Jumhur menerangkan, penyidik tak cuma sekadar mengobrol, melainkan sempat meminta nomor kontak WhatsApp (WA) dari Fawaid.
Sehingga, obrolan antar penyidik itu, bukan cuma berlangsung antara mulut ke mulut melainkan juga melalui percakapan pesan WA.
Nah, penyidik yang sejak awal mencurigai gelagat aneh sosok bernama Bibi itu, berusaha terus menerus menggali informasi melalui percakapan WA.
Hingga akhirnya, sosok Bibi menyebutkan bahwa pelaku perampokan tersebut berjumlah empat orang.
Mereka adalah orang-orang yang pernah berurusan bisnis penjualan kayu dengan sosok Lutfi, mantan suami korban.
Lalu, menyimpulkan bahwa motifnya perkara hutang piutang yang belum kelar di masa lampau.
Bibi mengaku mengetahui hal tersebut karena dua minggu lalu sempat ditemui oleh dua orang tak dikenal bersepeda angin yang sekonyong-konyong menanyakan keberadaan rumah 'Bapak Lutfi', yakni sosok yang disebut dalam surat berisi pesan tersebut.
Bahkan, ungkap Jumhur, sosok Bibi sempat memberikan foto dan video yang merekam kendaraan pelat nopol kode huruf H tampak sedang diparkir di halaman parkir minimarket yang bersebelahan dengan rumah korban.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.