Berita Jember

Akhir Bulan Suro, Ribuan Warga Jember Padati Parade Budaya di Alun-Alun

Mereka berjalan kaki dari Jalan Gajah Mada menuju Alun-Alun Jember, sembari mengenakan pakaian adat khas dari berbagai daerah.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
tribunjatimtimur/Imam Nawawi
PARADE BUDAYA: Peserta pamerkan tombak dalam kirab pusaka di Alun-alun Jember, Jawa Timur, Minggu (20/7/2025) Ada 2480 pusaka di pamerkan dalam parade budaya di Kabupaten Jember. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Menjelang berakhirnya Bulan Suro 2025, ribuan warga Kabupaten Jember, Jawa Timur, memadati Alun-alun Jember untuk mengikuti Parade Budaya Cinta Pluralisme, Minggu (20/7/2025). 

Parade dimulai dengan kirab pusaka yang melibatkan ribuan peserta. Mereka berjalan kaki dari Jalan Gajah Mada menuju Alun-Alun Jember, sembari mengenakan pakaian adat khas dari berbagai daerah.

Setiap kelompok membawa pusaka tradisional seperti keris, tombak, pecut khas Ponorogo, serta gunungan hasil bumi berisi aneka buah dan sayur. Pemandangan ini tidak hanya memperlihatkan kekayaan budaya lokal, tetapi juga menyulut antusiasme warga yang memadati rute kirab.

Baca juga: Napoli Tiba-tiba Ikut Bidik Ademola Lookman, Inter Milan Optimis Dapat Datangkan Bomber Atalanta

Di Alun-alun, peserta menggelar Apel Kebangsaan Cinta Pluralisme yang dipimpin langsung oleh Bupati Jember, Muhammad Fawait. 

Dalam prosesi tersebut, sebagian peserta berebut isi gunungan hasil bumi, sebagai bentuk tradisi sedekah bumi yang melambangkan rasa syukur atas hasil panen. 

Baca juga: 205 Koperasi Desa Merah Putih Siap Beroperasi di Seluruh Wilayah Lumajang

Bupati Fawait, yang akrab disapa Gus Fawait, juga mengikuti ritual ruwatan bersama para pejabat daerah. Tangan mereka dibasuh dengan air bunga beraroma menyan oleh seorang empu, sebagai simbol penyucian diri.

Sebagai penutup apel, Gus Fawait dan Ketua DPRD Jember, Ahmad Halim, memotong ayam sebagai lambang penyempurnaan upacara kebudayaan.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang punya budaya dan mampu menjaga budaya," ujar Gus Fawait.

Gus Fawait mengatakan parade ini adalah wujud nyata komitmen pemerintah daerah dalam menjaga warisan budaya sebagai simbol peradaban masa lampau. 

"Kegiatan seperti ini akan kami buat setiap tahun, dengan acara lebih besar. Bisa dilihat bersama, anak-anak dari semua desa ikut hadir mengikuti parade budaya ini," katanya.

Baca juga: Operasi Patuh Semeru 2025, Driver Ojol Harus Hati-Hati dengan Posisi HP Saat Berkendara

Tak hanya diikuti warga lokal, acara ini juga menyedot perhatian wisatawan mancanegara. Gus Fawait meyakini bahwa parade budaya ini berpotensi menjadi ajang budaya bertaraf internasional, seperti halnya Jember Fashion Carnaval (JFC).

"Selain JFC, parade budaya ini juga punya potensi global. Salah satu pusaka khas Jember yang dikenal para sejarawan adalah Wedung Pace, bukti bahwa wilayah ini punya peradaban besar," imbuhnya.

Baca juga: UPDATE Daftar Pemain Persebaya untuk Super League 2025/2026, 2 Nama Baru Dirilis, Ada Aroma Balkan

Ketua Forum Pembaharuan Kebudayaan Jember, Jatmiko, menjelaskan kegiatan ini memiliki empat dimensi tujuan yakni persatuan, pelestarian budaya, syukur atas hasil bumi, dan edukasi.

"Pertama, menyangkut persatuan bangsa. Di Jember ada 17 etnis, dan kegiatan ini menyatukan semuanya," ujar Jatmiko.

Parade ini juga menampilkan berbagai kesenian lokal, seperti tari Sodo Lanang, reog, dan ta'buta'an, untuk menegaskan kekayaan budaya Jember yang perlu terus dijaga.

Tercatat, ada sekitar 2.480 pusaka yang dibawa dalam parade tahun ini. Jumlah peserta mencapai 5.000 orang.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved