KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam
Fakta Baru Tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Muatan 4 Kali Lipat dari Kapasitas
KNKT menunjukkan kapal membawa muatan hampir empat kali lipat dari kapasitas seharusnya, yang menjadi penyebab utama kecelakaan laut tersebut.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Banyuwangi - Fakta baru terkait tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada 2 Juli 2025 mulai terungkap. Investigasi awal Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menunjukkan kapal membawa muatan hampir empat kali lipat dari kapasitas seharusnya, yang menjadi penyebab utama kecelakaan laut tersebut.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono memaparkan temuan ini, saat kunjungan kerja Komisi V DPR RI di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Selasa (22/7/2025). Menurutnya, KMP Tunu Pratama Jaya seharusnya hanya menampung maksimal 138 ton muatan. Namun, saat kecelakaan terjadi, kapal diketahui mengangkut hingga 538 ton.
Baca juga: Belum Ada Kepastian Kapan Pengangkatan Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya
“Jadi lebih dari tiga kali kapasitas maksimalnya,” ungkap Soerjanto.
Berdasarkan data manifes, kapal tersebut memuat 22 unit kendaraan dengan berbagai klasifikasi, yakni 8 kendaraan golongan VII, 3 kendaraan golongan VIB, 3 kendaraan golongan VB, 3 kendaraan golongan IVB, 4 kendaraan golongan VIA, 1 kendaraan golongan II.
Selain kendaraan, manifes juga mencatat keberadaan 53 penumpang dan 12 kru kapal. Namun, KNKT menduga jumlah penumpang sebenarnya bisa lebih banyak dari data resmi tersebut.
Soerjanto menjelaskan setiap kapal memiliki garis batas muat yang ditentukan secara teknis, dikenal dengan istilah pisang-pisang—penanda visual batas maksimal kapal mengapung secara aman di laut. Dalam kasus KMP Tunu Pratama Jaya, garis muat tersebut sudah tenggelam akibat kelebihan beban.
Baca juga: Operasi SAR Resmi Dihentikan, Jumlah Korban KMP Tunu Pratama Jaya Masih Simpang Siur
“(Kelebihan muatan) ini yang menyebabkan garis muat tadi tenggelam,” tambahnya.
KMP Tunu Pratama Jaya dibangun pada tahun 2010 dan mengalami modifikasi besar pada tahun 2016. Awalnya kapal ini merupakan tipe pendarat seperti LCT (Landing Craft Tank) atau LST, sebelum diubah menjadi kapal Roro (Roll-on Roll-off) untuk mengangkut penumpang dan kendaraan.
Tercatat, kapal terakhir kali menjalani pengedokan pada 21 Oktober 2024 dan diperiksa oleh surveyor klas dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Selain itu, pada 3 Juni 2025, kapal juga lulus ramp check yang dilakukan oleh marine inspector menjelang arus mudik Lebaran.
“Dengan hasil keseluruhan baik,” tegas Soerjanto.
(TribunJatimTimur.com)
Manifes KMP Tunu Pratama Jaya
Penyelidikan KMP Tunu Pratama Jaya
Muatan KMP Tunu Pratama Jaya
Kapasitas KMP Tunu Pratama Jaya
KNKT Selidiki KMP Tunu Pratama Jaya
pelabuhan ketapang banyuwangi
Banyuwangi
Salah Satu Pejabat KMP Tunu Pratama Jaya Jadi Tersangka dan Ditahan |
![]() |
---|
Surat Perintah Pengangkatan Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Telah Terbit |
![]() |
---|
Melebihi Manifest, Pemilik Sebut Jumlah Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Sebenarnya 84 Orang |
![]() |
---|
Keluarga Korban Hilang Non Manifest KMP Tunu Pratama Jaya Tuntut Pengakuan |
![]() |
---|
Dua Korban Terakhir KMP Tunu Pratama Jaya, Satu Teridentifikasi, Satu Dimakamkan sebagai Mr X |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.