Berita Jember

Profil Ipda Malik Lulusan Akpol Asal Jember, Peraih Bintang Adhi Makayasa dari Presiden Prabowo

Bintang Adhi Makayasa merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan kepada lulusan terbaik taruna Akademi TNI dan Akpol.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
tribunjatimtimur/Imam Nawawi
PEKERJA KERAS: Ipda Muh.Malik Aditya bersama ibunya Ita Fatmawati saat ditemui di rumahnya Jalan Madura Kelurahan/Kecamatan Sumbersari Jember, Jawa Timur, Sabtu (2/8/2025). Malik merupakan peraih Bintang Adhi Makayasa. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Ipda Muh. Malik Aditya tak menyangka meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa 2025, yang diserahkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

Bintang Adhi Makayasa merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan kepada lulusan terbaik taruna Akademi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Akademi Kepolisian (Akpol). 

Pria kelahiran Jember tahun 2001 ini menjadi salah satu dari empat peraih Bintang Adhi Makayasa, dalam pelantikan 2.000 perwira remaja TNI dan Polri, dalam Upacara Prasetya Perwira (Praspa), di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 23 Juli 2025 lalu.

Baca juga: Di Tengah Kabar Transfer ke Inter Milan, Ademola Lookman Tak Masuk Skuad Atalanta di Pramusim

Malik merupakan putra dari pasangan Ita Fatmawati dan Dedy Setiawan, warga Jalan Madura, Kelurahan Sumbersari, Jember.

"Sangat bangga, karena putra kami telah menyelesaikan pendidikannya dengan baik, hingga mendapat bonus Bintang Adhi Makayasa," ujar Ita, ditemui di rumahnya, Sabtu (2/8/2025). 

Fatmawati menceritakan dulu anak sulungnya itu sempat kesulitan dalam pelajaran matematika saat kelas satu SD. Nilainya sempat di bawah rata-rata.

Baca juga: Usai Ditolak 2 Kali, Inter Milan Siap Beri Tawaran Baru pada Atalanta untuk Gaet Ademola Lookman

"Saya kaget sekali, nilai matematikanya cuma sekitar 80, sementara teman-temannya banyak yang 95. Saya sampai heran sendiri," kisahnya.

Fatmawati langsung mendaftarkan putranya ke les khusus matematika. Ia percaya tidak ada anak yang bodoh, hanya butuh pendekatan yang tepat.

Baca juga: Zulkifli Hasan Sebut Abolisi untuk Tom Lembong dan Amnesti Hasto Demi Persatuan Nasional

"Target saya bukan jadi juara satu, cukup nilainya rata-rata dulu. Kalau masih di bawah rata-rata, rasanya kok ada yang kurang," tambahnya.

Hasilnya mulai terlihat. Malik menunjukkan peningkatan, bahkan mulai mengikuti lomba-lomba matematika sejak kelas 4 SD. Saat masuk jenjang SMP, ia rutin ikut olimpiade meski belum pernah juara satu.

"Kadang cuma juara harapan atau juara dua, tiga. Tapi kami tetap bangga. Yang penting dia berani tampil dan punya kepercayaan diri," ujarnya.

Menurut Fatmawati, ketekunan Malik dalam matematika berdampak positif pada nilai pelajaran lain seperti fisika dan kimia.

"Kalau anak sudah kuat di matematika, biasanya pelajaran eksakta lain ikut kuat. Sebaliknya, kalau unggul di pelajaran lain, belum tentu matematika ikut bagus," terangnya.

Baca juga: Sempat Muncul Jadi Opsi Bagi Persebaya, Eks Persija Kini Gabung dengan Klub Negara Asalnya

Kepercayaan diri yang meningkat membuat Malik sempat bercita-cita kuliah di Singapura. Namun, keterbatasan biaya membuat orang tuanya menyarankan sekolah yang lebih terjangkau tapi tetap berkualitas.

"Guru les-nya menyarankan masuk SMA Insan Cendekia, tapi ayahnya (Dedy Setiawan) lebih memilih Sekolah Taruna Nusantara (STN) karena sejak dulu beliau memang ingin sekolah di sana," kata Fatmawati.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved