Berita Jember

Tarif PDAM Jember Penyumbang Inflasi, Kata Bupati Jika Tarif Tidak Naik PDAM Tidak Sehat

Tarif PDAM menjadi penyumbang inflasi Jember di akhir Tahun 2022, namun begini reaksi Bupati Jember Hendy Siswanto

Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Bupati Jember Hendy Siswanto 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Naiknya Tarif pelanggan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM ) Tirta Pandalungan, rupanya menjadi satu dari beberapa komoditas penyumbang inflasi di Jember tahun 2022.

Menanggapi hal ini, Bupati Jember Hendy Siswanto mengakui memang kanaikan tarif, bagi pelanggan PDAM juga menyumbang inflasi pada Tahun 2022. Tetapi sekarang hal tersebut sudah bisa dikendalikan.

"Iya kemarin, kalau tarifnya tidak kami naikkan, akan membuat PDAM tidak sehat lagi nanti. Dan sekarang sudah bisa kami tekan lagi inflasinya," ujarnya, Senin (23/1/2023)

Menurutnya, memang risiko menaikkan tarif pelanggan Perusahaan Umum Air Minum (Perumdam) Tirta Pandalungan, akan membuat inflasi di Jember naik.

"Dan itu harus kami keluarkan memang, dan memang risikonya di situ, tapi inflasinya tidak berbulan bulan tidak, paling hanya seminggu," kata pria yang akrab disapa Hendy.

Hendy mengatakan, menaikkan tarif pelanggan tersebut, agar Perumdam tersebut bisa berdikari secara bisnis. Sebab tahun ini tidak mendapatkan penyertaan modal dari pemerintah daerah.

"Tidak saya masukan, dan hal itu tidak ada. Karena Perumdam harus bisa berdiri di atas kakinya sendiri," imbuhnya.

Sementara, Direktur Utama Perumdam Tirta Pandalungan Jember Miftahur Ridho mengatakan, kenaikan tarif tersebut, sekitar 29 persen dari harga sebelumnya.

"Kami break tidak naik sudah dua tahun. Jadi sebelum tarif yang kami gunakan adalah tarif pada tahun 2019, jadi tidak ada full cover," katanya.

Ridho menegaskan bahwa menaikan tarif pelanggan perusahaan air minum tersebut, berdasarkan kebijakan dari Bupati Jember Tahun 2022.

"Jadi kebijakan itu kami laksanakan atas keputusan dari bapak bupati. Karena kami merugi, dalam tanda kutip temuan dari BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi), jadi itu dasarnya, harganya saat ini sekitar Rp 5,7 per liter," tuturnya.


Namun untuk Tahun 2023, Ridho mengaku tidak akan menaikan tarif pelanggan. Karena belum ada kebijakan bupati Jember. Bahkan hal tersebut tidak masuk program tahun ini.

"Tentunya kami pun mengikuti arahan dari beliau (Bupati Jember), kami juga belum punya rencana. Dan di agenda Tahun 2023 kami juga tidak punya rencana untuk menaikan itu," pungkasnya.

Sekadar informasi, Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut inflasi Kabupaten Jember Tahun 2022 year to year sebesar 7,39 persen. Angka tersebut merupakan tertinggi di seluruh daerah di Jawa Timur.


(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved