Berita Jember
Selama Ramadan, Jalanan Depan Kantor Desa Mayangan Jember Jadi Pasar Takjil
Warga desa memanfaatkan moment bulan puasa berjualan di jalan depan kantor Desa Mayangan, Kecamatan Gumukmas Jember, Senin (10/4/2023) sore.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Warga desa memanfaatkan moment bulan puasa berjualan di jalan depan kantor Desa Mayangan, Kecamatan Gumukmas Jember, Senin (10/4/2023) sore.
Mereka berjualan aneka takjil di sepanjang jalan mulai jembatan Dusun Muneng Desa Mayangan, hingga utara kantor kepala desa.
Selain jadi lokasi jualan takjil, jalan tersebut juga digunakan anak muda untuk ngabuburit untuk menunggu kumandang adzan magrib.
Para pedagang mulai berjualan sejak pukul 16.00 wib. Bahkan pada pukul 17.00 wib jalanan depan kantor desa ini selalu macet.
Selain itu selama berjualan, para pedagang tidak memasang stand maupun kios khusus, tetapi mereka menggunakan gerobak dan sepeda motor saat jualan.
Baca juga: Kakanwil Kemenkumham Jatim Resmikan Empat Sarana Layanan Publik Baru di Lapas I Madiun
Sekitar pukul 18.00 wib, warga pun mengemasi barang dagangannya, sehingga memasuki waktu salat isyak jalan di depan balai desa ini, sudah rapi kembali.
"Dagang dadakan ini sudah berlangsung sejak tiga hari puasa," ujar, Sukipto Seorang Pedangan dadakan yang ada di depan Balai Desa Mayangan.
Sukipto memaparkan yang jualan takjil mayoritas warga sini saja. Kepala Desa Mayangan hanya mengijinkan para pedagang berjualan saat Ramadan saja.
"Kalau selain Ramadan, tidak boleh sama Kades, karena jalan umum," kata pedangan Pempek ini.
Baca juga: Berdalih Punya Izin, Penambang Ilegal di Lumajang Sedot Pasir di Aliran Sungai Bades
Setiap kali jualan takjil pada Ramadan ini, Sukipto mengaku berhasil meraup keuntungan bersih rata-rata sebesar Rp100.000. Sehingga, dia menilai adanya Pasar dadakan ini membawa berkah.
"Lumayan, sehari bisa dapat Rp100.000, mudah-mudahan adanya pasar dadakan ini dapat membawa berkah pada Ramadan kali ini," urainya.
Menanggapi hal ini, Kepala Desa Mayangan Sunoto menuturkan pasar takjil tahun ini memang lebih ramai dari dua tahun sebelumnya.Sunoto mengakui beberapa pedangan, sebagian memang ada yang dari luar wilayah Desa Mayangan. Tetapi sebagian besar adalah warga sekitar.
"Mayoritas pedagangnya adalah warga sini (Mayangan), mamang ada beberapa yang dari luar Desa, tetapi jumlahnya sedikit, tidak sampai 30 persen dari totalnya," urainya.
Baca juga: Sinopsis dan Link Streaming Drakor On The Woman, Aksi Lee Ha Nee Sebagai Jaksa yang Alami Amnesia
Dia mengungkapkan adanya pasar takjil ini sengaja tidak dilarang oleh pemerintah Desa, karena keberadaanya dapat memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Meskipun berada di depan balai Desa kami biarkan, karena hanya berlangsung saat Ramadan saja," tutur Sutono.
Sutono mengungkapkan para pedagang takjil tersebut juga cukup tertib, sebab ketika pukul 19.00 wib mereka sudah tidak jualan.
"Jadi keesokan paginya, jalanan depan desa tetapi bersih, tidak ada pedagang tersebut, karena kebijakan kami mereka dilarang jualan menggunakan gerobak permanen," katanya.
Pemkab Jember Siapkan Rp 33 Miliar untuk Insentif 22 Ribu Guru Ngaji, Termasuk BPJS Kesehatan |
![]() |
---|
Diterjang PMK dan Krisis Tenaga Kesehatan Hewan, Populasi Sapi di Jember Menurun Drastis |
![]() |
---|
Pedagang Pasar Tanjung Jember Sambat ke Gubernur, Minta Penataan |
![]() |
---|
Kesehatan Gratis, Pemkab Jember Gelontorkan Rp 400 Miliar untuk UHC Prioritas |
![]() |
---|
Gubernur Jatim Sebut Krisis BBM di Jember Tidak Pengaruhi Harga Sembako |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.