Penyakit Mulut dan Kuku

Penyakit Mulut dan Kuku pada Sapi Kembali Merebak, Kecamatan Ambulu Jember Masuk Zona Merah 

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap ternak sapi kembali merebak di Jember.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/PPID Jember
Petugas lakukan vaksinasi PMK terhadap sapi di Kabupaten Jember 2023 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap ternak sapi kembali merebak di Jember. Bahkan satu kecamatan masuk zona merah, yakni Kecamatan Ambulu,

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Jember Andi Prastowo mengungkapkan, sapi yang terpapar penyakit kuku dan mulut tersebar di 10 Kecamatan.

Berdasarkan laporan Pusat Kesehatan Hewan (Puskesmas), kasus terbanyak berada di Kecamatan Ambulu Jember dengan 60 sapi yang terpapar, 15 di antaranya dilaporkan mati.

"Ambulu itu sudah masuk zona merah (red zone) kasus PMK, sampai hari ini ada 60 kasus yang masuk," ujarnya, Rabu (18/12/2024).

Baca juga: RS Surabaya Timur Diresmikan, Komisi C DPRD: Keadilan Ruang Menuju Compact City

Menurutnya penyakit PMK juga ditemukan di Kecamatan Balung, Tempurejo, Kencong, Sukowono, Jelbuk, Kencong, hingga Bangsalsari. Meskipun jumlahnya tidak sebanyak di Ambulu.

"Di Bangsalsari itu ada 5 sapi yang terpapar, di Balung antara 5-6 sapi, di Sukowono itu ada kisaran 2 ekor," kata Andi.

Andi mengatakan munculnya kembali wabah ini, tidak seekstrim kejadian penyakit kuku dan mulut pada 2022. Vaksinasi terhadap sapi di Jember telah dilakukan.

Baca juga: Korban Tanah Gerak di Trenggalek Meluas, 119 Orang Kehilangan Tempat Tinggal

"Kami sudah melakukan vaksinasi mulai dari 2022 sampai 2024 sekarang, sehingga kasus-kasus tertentu saja, tetapi semoga tidak berkembang karena memang kami sudah melakukan vaksinasi," katanya.

Andi menilai sapi yang terpapar penyakit kuku dan mulut tersebut, rata-rata ternak yang didatangkan dari luar Kabupaten Jember, kemungkinan juga belum disuntik vaksin.

"Serta sapi-sapi yang masih muda, yang belum sempat tersuntik vaksin karena masih kecil," tuturnya.

Dia menjelaskan terjadinya penyakit mulut dan kuku ini terjadi karena imunitas sapi menurun, ketika perubahan cuaca dari musim kemarau menuju musim hujan.

"Kondisi curah hujan yang tinggi juga menjadi salah satu penyebab cepatnya penularan PMK lantaran tingkat kelembapan juga ikut tinggi," urai Andi.

Ketua Komisi B DPRD Jember, Candra Ary Fianto meminta pemerintah kabupaten, segera menyusun langkah-langkah preventif terkait penanganan kasus penyakit kuku dan mulut. 

Baca juga: 18 Tanggul Jebol Sebabkan Banjir di Ponorogo, BPBD Sebut Bisa Bertambah

“Dinas peternakan agar melakukan edukasi kepada masyarakat, khususnya kepada para peternak agar tidak panik ketika ternaknya mengalami penyakit ini. Karena kebanyakan mereka panik dan menjual ternaknya dengan harga murah,” tanggapnya.

Selain itu Candra juga meminta Pemkab Jember mengendalikan ternak-ternak yang datang dari luar daerah. Sebab status vaksinasi sapi ini masih perlu dipertanyakan.

"Banyak sapi yang datang dari luar Jember. Padahal sapi dari Jember per September 2024, sebenarnya sudah dilakukan vaksinasi kurang lebih terhadap 118.000 sapi,” ungkap Legislator Fraksi PDI Perjuangan ini.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved