Berita Jember

KISAH Mahasiswi Kedokteran Unej Sempat 11 Kali Tidak Lolos Masuk PTN di Jawa

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unej menceritakan perjuangannya untuk bisa masuk ke Prodi itu setelah 11 kali menjalani tes masuk di beberapa kampus

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Mustika Intan, Mahasiswi Kedokteran Unej yang sempat beberapa kali tidak lolos seleksi masuk Prodi Kedokteran PTN di Jawa 

"Terus juga harapan orang tua, juga menginginkan anaknya bisa jadi dokter. Karena orang tua kan sempat juga gagal masuk Kedokteran. Sehingga beliau ingin salah satu anaknya ada yang jadi doker," katanya.

Saat diterima di kampus negeri ini, Intan mengaku mengisi Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) paling tinggi di Fakultas Kedokteran Unej sebesar Rp150 juta.

"Sementara Uang Kuliah Tunggal (UKT) dapat golongan yang paling tinggi, sebesar Rp 20 juta yang harus dibayar setiap semester," katanya.

Dari kegagalan masuk fakultas Perguruan tinggi di jalur mandiri, Intan menganalisa kebanyakan tergantung biaya SPI yang peserta beri terhadap kampus yang mereka tuju.

"Ada teman saya sama-sama daftar di perguruan tinggi negeri di Jawa Barat, dia itu bisa masuk, padahal skor UTBK di bawahnya saya. Cuma SPI yang mereka taruh sebesar Rp 900 juta, ada juga yang sampai Rp 2 miliar," katanya.

Baca juga: Kepastian Osvaldo Haay Merapat ke Persib Bandung, Bali United Gagal Dapatkan Penyerang Persija?

Intan juga mengungkapkan saat tes di fakultas kedokteran di kampus negeri yang ada di Yogyakarta, ada semacam calo yang menghubungi orang tuanya melalui pesan singkat WhatsApp.

Kata Intan, orang tersebut mengaku kenal dengan rektor di kampus tersebut. Bahkan oknum itu menjamin akan meloloskan tes masuk di fakultas kedokteran universitas ternama di Jawa Tengah.

"Tetapi itu waktu belum daftar di Unej. Saat itu dia ngaku punya kenalan rektor di kampus negeri di Yogyakarta, tetapi WA tersebut sama orang tua saya didiamkan tidak ditanggapi," katanya.

Kala itu, lanjut Intan, orang tersebut meminta orang tuanya bayar separo dulu. Setelah dinyatakan lolos baru bayar kekurangannya.

"Untuk besarnya tidak tahu saya, soalnya didiamkan. Karena takutnya sudah bayar setengah, ternyata tetap tidak masuk, kan rugi. Akhirnya dibiarkan lah,"imbuhnya.


 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

 

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved