Berita Jember
Jember Peringkat 3 Terbawah di Jawa Timur dalam Upaya Penurunan Stunting
Pemprov Jatim menilai kinerja Pemkab Jember masih dibawah Kabupaten Bangkalan dengan skor 102, 28 dalam aksi konvergensi penurunan stunting.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengeluarkan berita acara hasil penilaian kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam upaya penurunan stunting tahun 2024.
Hasil penilaian tersebut menempatkan Kabupaten Jember berada di peringkat 36, alias nomor tiga terbawah di Jawa Timur dengan skor 96,46 dalam upaya penurunan stunting.
Baca juga: Realisasi Retribusi Parkir Bondowoso Tembus Rp 3 M Tapi Pengendara Masih Bayar ke Jukir
Pemprov Jatim menilai kinerja Pemkab Jember masih dibawah Kabupaten Bangkalan dengan skor 102, 28 dalam aksi konvergensi penurunan stunting.
Pemprov Jatim menetapkan beberapa indikator aksi konvergensi penurunan stunting dalam penilaian tersebut. Meliputi master analisis situasi, perencanaan kegiatan, dan rembuk stunting.
Selain itu, Pemprov Jatim juga menilai dari Peraturan Bupati Jember dalam percepatan penurunan stunting, pembinaan pelaku dan pemerintah desa/kelurahan, sistem manajemen data stunting, publikasi stunting, serta reviu kerja tahunan.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi D DPRD Jember Mufid mengaku prihatin dengan jebloknya penilaian tersebut. Padahal anggaran untuk percepatan penurunan stunting tergolong jumbo.
Baca juga: Viral Guyonan Nick Kuipers pada Ezra Walian, Imbas Eks Persib Bandung Cetak Gol Indah
"Kami sebagai wakil rakyat sangat menyayangkan atas kinerja Pemkab Jember. Karena dengan hasil penilaian seperti itu menunjukan belum seriusnya menangani stunting," tanggapnya, Rabu (7/11/2024).
Anggota Fraksi PKB juga mengungkapkan, di daerah yang dikabarkan sebagai kantong-kantong stunting di Jember, pejabat berwenang tidak memiliki data.
"Saat kami minta datanya, ternyata tidak ada. Ini kan bentuk ketidakseriusan. Dan baik Dinkes ataupun DP3AKB mereka menyampaikan ke kami sangat normatif, seolah-olah sudah berbuat," kata Mufid.
Oleh karena itu, Mufid mengaku akan memanggil Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Jember untuk mengkonfirmasi hasil penilaian Pemprov Jatim itu.
"Hasil evaluasi ini kami akan konfrontir nanti hasilnya seperti apa," ulasnya.
Baca juga: Nelayan di Situbondo Hilang Kontak, Pencarian Dilanjut Esok
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Hendro Soelistijono mengaku tidak berani berkomentar soal penilaian Pemprov Jatim atas kinerja Kabupaten/kota dalam percepatan penurunan stunting.
"Kalau (data) ini ke DP3AKB," katanya.
Baca juga: Pelatih Legendaris Identifikasi Kendala Inter Milan: Tahun Lalu Mereka Tak Punya Masalah Ini
Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember Poerwahjoedi belum memberikan konfirmasi atas hasil penilaian penurunan stunting itu.
Sebatas informasi, Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka prevalensi stunting di Jember dari 34,9 persen menurun menjadi menjadi 29,7 persen.
Penurunan tersebut, membuat Jember masuk peringkat empat daerah prevalensi stunting tertinggi di seluruh Kabupaten/Kota se-Jawa Timur.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)
Warga Perumahan Grand Permata Indah Jember Ramai-Ramai Jual Rumahnya |
![]() |
---|
Penerbangan Perdana Jember-Jakarta Kembali Ditunda, Kali Ini 23 September 2025 |
![]() |
---|
Lima Warga Jember Diserang Kera Liar di Desa Klungkung, Termasuk Anak dan Lansia |
![]() |
---|
Tambak Udang Tak Punya Izin Tapi Panen 14 Kali, Buang Limbah ke Sungai dan Pasang Pipa Laut Ilegal |
![]() |
---|
Gandakan Kunci Saat Ajari Korban Mengemudi, Dua Pria Curi Mobil di Jember |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.